Mohon tunggu...
hesty kusumaningrum
hesty kusumaningrum Mohon Tunggu... Human Resources - swasta

seorang yang sangat menyukai film

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Jangan Kotori Solidaritas Rohingya dengan Kebencian

6 September 2017   18:00 Diperbarui: 6 September 2017   18:02 813
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menjaga Damai - http://kertasputih.damai.id

Saat ini semua orang berduyun-duyun ingin memberikan bantuan kepada etnis Rohingya. Semua orang ingin Myanmar mengakhiri kekerasan yang dilakukan kepada etnis Rohingya. Semua orang ingin agar perdamaian tercipta di Myanmar, setelah sekian tahun terus dilanda konflik. Semuanya itu dilakukan karena kita mencintai perdamaian dan kemanusiaan. Bukan karena sebatas etnis Rohingya mayoritas beragama muslim. Jika dimanapun, bahkan termasuk di Indonesia, jika terjadi kekerasan atas nama apapun harus dihentikan. Tapi dengan cara yang santun dan tetap saling menghargai satu dengan yang lain.

Mari kita melihat persoalan Rohingya secara cerdas. Persoalan kemanusiaan ini bisa berpotensi menjadi perpecahan, jika pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab terus membumbui krisis kemanusiaan ini dengan isu agama. Jangan sampai, konflik di Myanmar akan melebar kemana-mana. Ingat, di Mindanao Selatan masih ada jaringan ISIS yang terus ingin merebut Marawi. Jika Myanmar terus bergejolak, lalu kelompok dari luar ingin masuk menentang kekerasan militer Myanmar, kondisi akan semakin mengkhawatirkan. Misi kemanusiaan tidak akan terwujud, konflik semakin menjadi dan korban akan semakin banyak yang berjatuhan.

Sudah banyak contoh, ketika provokasi agama terus dikemas dan dibumbui dengan kebencian, maka akan terus membuat konflik semakin berkepanjangan. Indonesia sendiri sebenarnya punya pengalaman mengenai hal ini. Tentu kita masih ingat tentang konflik Poso dan Ambon. Kita juga ingat bagaimana kelompok teroris mengebom sejumlah gereja di malam natal ketika itu. Provokasi semacam itu masih saja terus terjadi. Bahkan, pada 2016 kemarin, sejumlah tempat ibada di Tanjung Balai menjadi korban amuk massa. Sejumlah tempat ibadah dibakar hanya karena terprovokasi oleh pemberitaan di media massa.

Karena itulah, jangan kotori semangat membantu etnis Rohingya ini terkotori oleh niat tidak baik. Jangan biarkan diri kita terprovokasi oleh informasi yang menyesatkan. Banyak sekali informasi, baik itu dalam bentuk tulisan, foto ataupun video, yang dimunculkan untuk membuat kondisi semakin runyam. Sentiman SARA yang muncul membuat tidak sedikit dari sebagian orang untuk memilih jihad ke Myanmar. Hal semacam ini tentu tidak akan menyelesaikan masalah. Lebih baik kita fokus pada penyelamatan korban. Sedangkan untuk menghentikan konflik, biar menjadi urusan pemerintah. Indonesia sendiri telah mengirimkan menteri luar negeri Retno Marsudi, untuk melakukan negosiasi secara persuasive. Harapannya tidak ada lagi konflik di Myanmar.

Kita harus ingat, krisis kemanusiaan Rohingya lebih banyak dipengaruhi oleh dinamika politik dalam negeri Myanmar. Karena tidak adanya penyelesaian, terus melebar kemana-mana. Potensi perpecahan kawasan akan semakin terbuka, jika krisis kemanusiaaan tidak segera disudahi. Apalagi jaringan ISIS terus berupaya mengembangkan sayapnya ke Asia Tenggara. Jangan sampai konflik ini akan disusupi oleh ISIS, yang membuat kita semua yang menderita. Karena itulah, mari kita saling jaga. Jangan lagi mengumbar kebencian antar sesama. Terus sebarkan virus damai di Indonesia dan seluruh penjuru. Sebarkan juga pesan damai ntuk Myanmar, agar pihak-pihak yang mencoba memberikan bantuan juga dilandasi semangat perdamaian.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun