Mohon tunggu...
Hesti Nurmasari
Hesti Nurmasari Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru kimia di SMK Putra Bangsa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Best Practice Menggunakan Metode STAR (2)

28 September 2022   20:58 Diperbarui: 28 September 2022   21:02 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

 

Setelah melakukan identifikasi masalah dengan refleksi diri, wawancara guru, dan kepala sekolah, maka penyebab dari tujuan yang ingin dicapai yaitu:

  • Pembelajaran belum berpusat pada peserta didik sehingga peserta didik belum aktif dalam kegiatan pembelajaran.
  • Rendahnya motivasi belajar kimia dikarenakan faktor dari dalam diri peserta didik yaitu fisik, intelegensi, sikap, minat, bakat, dan emosi.
  • Guru masih kesulitan menerapkan model, metode, dan media yang tepat untuk digunakan dalam pembelajaran.
  • Peserta didik menganggap kimia merupakan matapelajaran yang sulit.

Berdasarkan penyebab dari permasalahan di atas, tantangan yang dihadapi guru yaitu:

  • Pemilihan model pembelajaran inovatif.
  • Penerapan pembelajaran yang kontekstual.
  • Penggunaan metode pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.
  • Penggunaan media pembelajaran yang menarik peserta didik.
  • Pemberian apersepsi dan motivasi belajar.
  • Pemberian apresiasi kepada peserta didik.
  • Pengkaitan materi kimia dengan jurusan tata boga.

Berdasarkan tantangan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa yang terlibat dalam proses pembelajaran ini dari sisi guru yaitu meliputi kompetensi pedagogik dan profesional, sedangkan dari sisi peserta didik yaitu berkaitan dengan motivasi belajar.

Aksi 

Berdasarkan tantangan yang dihadapi guru, langkah-langkah yang harus dilakukan yaitu:

  • Pemilihan model pembelajaran inovatif 
    • Strategi yang digunakan guru adalah dengan memilih model pembelajaran inovatif disesuaikan dengan karakteristik materi pembelajaran dan kebutuhan peserta didik. Model pembelajaran yang dipilih yaitu model pembelajaran Problem Based Learning.
    • Proses yang dilakukan dalam pemilihan model pembelajaran ini yaitu dengan melakukan kajian literatur dari berbagai sumber untuk mempelajari berbagai model pembelajaran agar didapatkan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi klasifikasi zat.
    • Sumber daya yang digunakan yaitu jaringan internet, jurnal elektronik, buku-buku terkait metode pembelajaran, dan buku.
  • Penerapan pembelajaran yang kontekstual.
    • Strategi yang digunakan guru adalah dengan menggali keterkaitan antara materi klasifikasi zat dengan kejadian yang sering dialami peserta didik dalam kehidupan sehari-hari disesuaikan dengan jurusan tata boga.
    • Proses yang dilakukan dalam menerapkan pembelajaran kontekstual adalah dengan melakukan kajian literatur mengenai konsep dasar klasifikasi zat, kemudian mencari keterkaitan antara materi tersebut dengan kejadian yang dialami dalam kehidupan sehari-hari.
    • Sumber daya yang digunakan yaitu jaringan internet, buku kimia, buku IPAS, dan hasil diskusi bersama dengan rekan sejawat.
  • Penggunaan metode pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.
    • Strategi yang digunakan adalah dengan memilih metode pembelajaran yang menuntut peserta didik untuk lebih banyak mencari tahu mengenai materi pembelajaran. metode pembelajaran yang dipilih adalah melalui praktikum, diskusi, dan presentasi.
    • Proses yang dilakukan dalam memilih metode pembelajaran adalah dengan mencari sumber refrensi metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru-guru lain melalui platform merdeka belajar dan sumber-sumber lain di internet. Guru juga meminta masukan dan pendapat dari dosen, guru pamong dan juga teman sejawat mengenai metode pembelajaran yang dilakukan.
    • Sumber daya yang digunakan yaitu jaringan internet, laptop, bahan masukan dosen, guru pamong, dan rekan sejawat.
  • Penggunaan media pembelajaran yang menarik peserta didik.
    • Strategi yang dilakukan yaitu dengan memilih media pembelajaran yang sederhana, mudah ditemukan dan interaktif. Media yang digunakan adalah PPT yang interaktif, Google Form dan aplikasi Quizziz untuk alat evaluasi, dan set alat bahan percobaan yang dibawa langsung oleh peserta didik.
    • Proses pembuatan media pembelajaran dimulai dengan mencari refrensi, kemudian mencari aplikasi yang sesuai untuk menyampaikan materi dan melakukan evaluasi. Aplikasi yang digunakan untuk membuat media pembelajaran yaitu PPT yang interaktif untuk penyampaian materi, Google Form dan aplikasi Quizziz untuk alat evaluasi. Media pembelajaran dipilih yang paling sederhana dan mudah digunakan peserta didik, tetapi tetap menarik perhatian peserta didik. Pemilihan metode percobaan mempertimbangkan ketersediaan alat dan bahan yang dimiliki peserta didik, dan juga dapat dilaksanakan di dalam kelas.
    • Sumber daya yang diperlukan untuk membuat media pembelajaran yang tepat yaitu laptop, LCD proyektor, jaringan internet, aplikasi power point, dan set alat bahan untuk percobaan.
  • Pemberian apersepsi dan motivasi belajar
    • Strategi yang dilakukan guru dalam meningkatkan motivasi peserta didik adalah memberikan apersepsi yang dekat dengan kehidupan peserta didik, dan mengasah kemampuan peserta didik untuk menganalisis permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
    • Proses pemberian apersepsi yang menarik diawali dengan mengamati peristiwa dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan materi klasifikasi zat, kemudian dibuat pertanyaan yang mengarahkan peserta didik untuk mengidentifikasi masalah klasifikasi zat.
    • Sumber daya yang diperlukan dalam mengembangkan apersepsi yang menarik adalah pemahaman dan kreatifitas guru dalam mengamati peristiwa yang sesuai dengan materi pembelajaran. Serta kemampuan guru dalam membuat pertanyaan yang mengarahkan peserta didik untuk mengidentifikasi permasalahan.
  • Pemberian apresiasi kepada peserta didik.
    • Strategi yang digunakan yaitu membuat peserta didik merasa dihargai atas partisipasi aktifnya dalam pembelajaran.
    • Proses yang dilakukan yaitu dengan langsung memberikan penghargaan berupa pujian maupun kalimat motivasi dan memberikan hadiah kecil yang bermanfaat bagi peserta didik. Pemberian apresiasi secara tidak langsung juga dilakukan dengan memberikan penilaian di setiap kegiatan yang dilakukan peserta didik sehingga memicu peserta didik untuk lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran.
    • Sumber daya yang diperlukan adalah refrensi kalimat-kalimat positif yang mampu menunjukkan apresiasi, barang atau hadiah sedrhana, dan instrumen penilaian.
  • Pengkaitan materi kimia dengan jurusan tata boga.
    • Strategi yang dilakukan yaitu dengan mengkaitkan pembelajaran IPAS yang dilakukan dengan peristiwa atau kegiatan yang sering terjadi sesuai jurusan tata boga.
    • Proses yang dilakukan yaitu dengan mengkaji peristiwa atau kejadian yang sering terjadi dalam jurusan tata boga, kemudian mencari keterkaitan dengan materi IPAS. Keterkaitan materi tersebut kemudian dimasukkan dalam perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang telah dibuat didiskusikan kembali dengan rekan sejawat untuk diberi masukan atas kekurangannya. Perangkat pembelajaran kemudian dilaksanakan sebaik mungkin dalam pembelajaran.
    • Sumber daya yang diperlukan adalah pemahaman dan kreatifitas guru dalam mengamati peristiwa yang sesuai dengan materi pembelajaran, serta bahan masukan dari rekan sejawat.

Refleksi Hasil dan Dampak 

Dampak dari penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dalam kegiatan pembelajaran IPAS efektif karena dapat membuat peserta didik lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. Peserta didik menjadi lebih aktif karena selama proses pembelajaran, peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok kemudian berdiskusi untuk menjawab permasalahan yang diberikan oleh guru. Peserta didik juga distimulasi untuk menjadi lebih aktif dengan melakukan praktikum sebagai pembuktian dari solusi atas permasalahan yang diberikan. Penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan motivasi peserta didik dalam pembelajaran kimia dilihat dari tercapainya indikator yang digunakan dalam mengukur motivasi peserta didik. Peserta didik juga dapat memahami konsep klasifikasi zat.

Penggunaan model Problem Based Learning dalam pembelajaran memberikan respon positif dari peserta didik, teman sejawat, kepala sekolah, dosen, dan guru pamong seperti uraian berikut:

  • Peserta didik merasa senang karena dalam proses pembelajaran mereka turut dilibatkan dalam berbagai aktifitas yang menyenangkan.
  • Teman sejawat dan kepala sekolah secara umum mendukung kegiatan pembelajaran yang prosesnya berbeda dari pembelajaran yang biasa dilakukan.
  • Dosen dan guru pamong memberikan umpan balik yang positif terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan.

Faktor keberhasilan pembelajaran ini sangat ditentukan oleh kemampuan guru dalam merancang dan mengelola proses pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran ini juga didukung oleh bimbingan dari dosen dan guru pamong yang memberikan masukan terhadap pembelajaran pada materi klasifikasi zat. Sarana dan prasarana sekolah yang memadahi juga menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan pembelajaran.

Pembelajaran yang dapat diambil yaitu motivasi peserta didik dalam pembelajaran sangat dipengaruhi oleh cara mengajar guru. Guru harus lebih kreatif dan inovatif dalam memilih model, metode dan media pembelajaran agar peserta didik terlibat aktif dalam pembelajaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun