Mohon tunggu...
Hesti Edityo
Hesti Edityo Mohon Tunggu... Administrasi - Guru

Seorang ibu dari 4 lelaki hestidwie.wordpress.com | hesti-dwie.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

[8 Tahun Kompasiana] Surat Cinta untuk Orang Tua Bersama Kompasiana

20 November 2016   00:29 Diperbarui: 20 November 2016   02:04 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Antologi Fiksi Surat Cinta dan karya saya di dalamnya (doc. Hesti Edityo)

Apa momen terbaikmu di Kompasiana? Kalimat yang sukses membuat saya kembali bernostalgia ke beberapa tahun belakang. Saat saya masih rajin stalking, blogwalking dari lapak ke lapak. Terkadang sekedar menjadi silent reader, tapi tak jarang meninggalkan jejak di sana. Masa di mana saya rela begadang demi update situasi terkini di K *smile. Tanpa terasa kini 8 Tahun Kompasiana berdiri.

Enam tahun yang lalu, kala pertama bergabung di Kompasiana, saya belum tahu banyak dunia blogging. Motivasi awal adalah belajar nulis, belajar percaya diri tulisan kita dibaca banyak orang. Seiring perjalanan, lebih dari itu yang saya dapatkan. Tulisan yang terpilih menjadi headline, menang lomba, sampai membukukan tulisan secara keroyokan dengan teman-teman kompasianer lainnya. Jujur, di luar ekspetasi awal saya.

Sesungguhnya pula sangat sulit mengatakan mana momen terbaik saya di Kompasiana. Bukan karena tak ada yang dianggap terbaik, justru karena banyak momen indah yang saya dapatkan, disamping tentulah ada juga momen pahit (yang sebaiknya dikubur dalam-dalam). Kata terbaik ini yang membuat saya bingung menentukan. Prefiks “ter” merujuk paling, paling merujuk satu yang super. Sementara yang terbaik bagi saya ada lebih dari satu. Tergantung momen apa, tergantung dilihat dari sudut yang mana. Tapi baiklah saya tetap harus memilih.

Siang itu di kala jam istirahat, sembari duduk manis di kantor saya buka FB. Satu pesan masuk di inboxFB. Dari mbak Langit, yang isinya kurang lebih mengabarkan, salah satu tulisan fiksi saya yang diikutkan event Fiksi Surat Cinta dan sekaligus diikutkan lomba Telkomsel Ramadhan Ceria menang. Tak lama beberapa teman pun mengabarkan hal yang sama, membuat saya penasaran tingkat dewa untuk membuka Kompasiana segera. Benar, ada nama saya tertulis di artikel pengumumuman pemenang lomba Telkomsel Ramadhan Ceria. Kaget, bahagia, sekaligus mendadak kangen dengan almarhum Bapak yang membuat mata saya berkaca-kaca. Cerita yang saya tulis memang tentang almarhum Bapak, curahan rindu yang dikemas dalam fiksi surat cinta untuk lelaki tangguh yang saya sayangi dan kagumi. Surat Cinta Untuk Bapak, judul tulisan tersebut yang saya tulis di tahun 2011.

Saat penggiat komunitas Fiksiana menggagas event Fiksi Surat Cinta penuh semangat saya mendaftar. Setidaknya ada dua judul fiksi yang saya buat yang ditujukan untuk orang-orang terdekat saya. Selain Surat Cinta Untuk Bapak, satu tulisan lainnya saya persembahkan Untuk Anak-anakku. Di saat yang sama Kompasiana mengadakan lomba bekerja sama dengan provider Telkomsel. Tak menyangka, tulisan kerinduan saya untuk almarhum Bapak, yang saya tulis sepenuh hati dan ada bening air mata yang menetes kala menulisnya terpilih dan berhak mendapatkan sebuah iPod Shuffle.

Berselang 2 tahun kemudian, lagi-lagi dalam sebuah event bersama Fiksiana, eventUntukmu Ibu, yang diadakan oleh Fiksiana Community bekerja sama dengan penerbit Studio Kata dalam rangka hari Ibu tahun 2013, tulisan saya terpilih bersama 10 pemenang lainnya. Lagi-lagi tulisan yang saya persembahkan untuk ibu saya, saya tulis dalam bentuk sebuah surat. Saya percaya ini bukan sebuah kebetulan semata. Dua “surat” yang saya tulis di Kompasiana, untuk kedua orang tua saya tercinta, dan keduanya memenangkan lomba. Momen terbaik sebagai bentuk ungkapan cinta kepada mereka, sekaligus boleh dibilang momen terbaik saya selama menulis di Kompasiana.

Anyway, big thanks untuk Kompasiana yang mempertemukan saya dengan penulis-penulis hebat, mempertemukan saya dengan komunitas Fiksiana, yang tak langsung mengajari saya satu hal. Menulislah dengan cinta, dengan segenap hati, dan tulisanmu akan bercerita lebih.

Selamat ulang tahun, Kompasiana! Semoga terus melaju sebagai media warga yang terdepan. Bravo!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun