Mohon tunggu...
Hery Sinaga
Hery Sinaga Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai Negeri Sipil

-Penulis konten -saat ini sedang suka-sukanya menggeluti public speaking -Sedang menyelesaikan buku motivasi -karya novel : Keluargaku Rumahku (lagi pengajuan ke penerbit)

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Limbah Dapur Ternyata Menciptakan Sebuah Ekosistem Sosial dan Ekonomi

26 September 2021   17:17 Diperbarui: 27 September 2021   10:30 751
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi limbah dapur dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat dari segi sosial maupun ekonomi. Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Dari jumlah tersebut, minyak jelantah yang terkumpul sebesar 3 juta kiloliter, di mana 1,6 juta kiloliter berasal dari rumah tangga perkotaan besar.

Dilansir dari situs berita yang sama, Indonesia ternyata cukup getol mengekspor minyak jelantah ke luar negeri. Di tahun 2019, ekspor minyak jelantah Indonesia mencapai 184.090 kiloliter dengan nilai sebesar US$ 90,23 juta.

Belanda menjadi tujuan ekspor utama minyak jelantah dengan nilai sebesar US$ 23,6 juta, kemudian disusul oleh Singapura sebesar US$ 22,3 juta, Korea Selatan sebesar US$ 10,6 juta, Malaysia sebesar US$ 10,5 juta, dan China sebesar 3,6 juta.

Belanda dan Singapura sendiri menjadikan minyak jelantah hasil produksi Indonesia sebagai bahan baku biodiesel untuk kendaraan. "Minyak jelantah mengandung senyawa karsinogenik yang berbahaya bagi kesehatan.

Kembali lagi ke cerita teman saya selama menjalankan profesi menjadi pengepul minyak jelantah di Kota Medan, dia sudah mendapatkan keuntungan ekonomi dari bisnis mengepul minyak jelantah yang mereka jual kembali kepada Eksportir minyak jelantah yang ada di Belawan untuk selanjutnya di ekspor ke Belanda.

Berbekal dari 2 cerita berbeda diatas, memberikan perspektif yang baru bahwa ternyata siapupun kita sebagai entitas warga negara, memiliki peran yang sama dalam mengelola limbah dapur dengan baik.

Berangkat dari sebuah kesadaran dan kepedulian akan pentingnya menjaga lingkungan sekitar tetap bersih dan sehat, akan menggerakkan kita untuk menjadikan limbah dapur menjadi bermanfaat, tidak hanya secara ekonomis seperti yang dialami teman saya Wahyu namun juga memberikan manfaat sosial yaitu terciptanya ekosistem sosial dan kohesivitas seperti cerita Evi Togatorop dan pemilik warung.

Saatnya mengelola limbah dapur dengan baik untuk keberlangsungan ekosistem lingkungan yang sehat dan bersih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun