Dalam ayat Amsal ada tertulis : " Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali, tetapi orang fasik akan roboh dalam bencana."
Kutipan ayat di atas dapat kita maknai bahwa sebagai manusia yang diciptakan dan dilahirkan ke dunia ini, akan mengalami yang namanya jatuh bangun. Kata jatuh disini bisa kita maknai secara luas.
Apakah itu masalah, kesukaran, kehancuran, termasuk juga kegagalan yang terjadi dalam kehidupan kita.
Dalam hal ini, jatuh cukup kita batasai dalam makna kegagalan dalam hal apapun. Setiap orang pasti pernah mengalami yang namanya kegagalan. Baik kegagalan mendapatkan sesuatu pekerjaan, benda kesukaan, ataupun pasangan hidup dan lain sebagainya. termasuk saya juga pernah mengalami kegagalan dalam mencari pekerjaan. beberapa kali gagal dalam tahap seleksi akhir, yang pada saat itu membuat saya hampir frustasi.
Bahkan hampir putus asa ketika gagal mendapatkan pekerjaan yang sudah kita coba ke banyak perusahaan. belum lagi lingkungan sekitar yang menganggap rendah dan memandang sebelah mata, dianggap seperti tidak ada, karena belum punya pekerjaan, turut membuat perasaan semakin bersedih dan cukup membuat hopeless akan punya masa depan yang baik.
ternyata pengalaman mengalami gagal yang bukan hanya sekali terjadi tetapi lebih dari sekali, memberikan ku pelajaran bahwa untuk mendapatkan yang terbaik, terkadang harus mengalami rasa sakit , kecewa sebagai akibat dari kegagalan yang dialami. dan kegagalan membuatku menjadi pribadi yang senantiasa semakin naik level atau pribadi yang kuat tat kala di hadapkan dengan situasi yang sama.
Namun satu hal yang perlu kita tekankan dalam diri, bahwa kegagalan bukanlah sebagai tanda akhir dari segalanya. Karena ketika mengalami kegagalan, ada 2 makna yang dapat kita ambil dari kegagalan yang kita alami.
Pertama, ketika kita mengalami kegagalan dalam mendapatkan sesuatu hal, apakah itu pekerjaan, pasangan hidup, dan apapun itu, itu bermakna bahwa Tuhan ingin menyampaikan pesan bahwa itu bukan lah baik untuk kita. Itu artinya Tuhan sayang kepada kita bahwa Dia tidak ingin umatnya mendapatkan yang tidak baik, justru akan memberikan sesuatu yang baik.
Kedua, kegagalan dapat kita maknai sebagai bagian dari proses pembentukan fondasi mental yang kuat. Dengan mengalami kegagalan, kita akan lebih memiliki mental yang kuat dalam menjalani kehidupan yang diwarnai dengan masalah, dan bermacam kesukaran dalam hidup.
Semua kegagalan yang kita alami selama kita hidup, tidak lah terjadi secara kebetulan terjadi begitu saja kepada kita. Itu semua terjadi merupakan kehendak dari sang pencipta dengan maksud dan tujuan yang tidak bisa kita selami. Karena Tuhan bekerja dengan cara yang tidak bisa kita selami.
