Mohon tunggu...
Hery Sinaga
Hery Sinaga Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai Negeri Sipil

-Penulis konten -saat ini sedang suka-sukanya menggeluti public speaking -Sedang menyelesaikan buku motivasi -karya novel : Keluargaku Rumahku (lagi pengajuan ke penerbit)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Aku Berbagi", Maka Aku Bahagia Karena Itu Caraku Memuliakan Tuhan

30 Desember 2020   16:13 Diperbarui: 30 Desember 2020   16:15 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok.pribadi (foto anak-anak pakai baju isi kiriman paket layanan REG JNE)

Menjadi manusia yang bahagia itu adalah dambaan setiap insan yang diciptakan oleh Tuhan. Hanya saja cara dan tolok ukur untuk menjadi bahagia mungkin yang berbeda-beda. Bahagia itu adalah sesuatu yang tidak gratis yang harus kita ciptakan setiap harinya karena bisa jadi bahagia adalah sesuatu yang langka.

Bagaimana tidak langka, karna bahagia itu selalu digantikan oleh kehadiran yang namanya "Masalah" setiap harinya yang harus dihadapi oleh manusia. Pernyataan ini merupakan penggenapan dari firman Tuhan yang mengatakan bahwa 

" Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari ".

ini menunjukkan bahwa setiap hari itu kita harus dihadapkan dengan kesusahan dalam arti yang tidak sebenarnya susah secara ekonomi namun lebih kepada masalah atau persoalan hidup yang harus dihadapi.

Bercerita tentang bahagia, bahwa banyak hal yang membuat kita bahagia. Tidak harus diukur dari seberapa banyak uang yang kita punya, seberapa mewah rumah yang kita huni, Seberapa besar keuntungan bisnis kita, seberapa cantik dan tampannya diri kita, seberapa banyak deposito atau tabungan kita di bank, seberapa besar apalagi ya, dan lain sebagainya.

Bahagia itu bisa dirasakan ketika kita bisa berbagi dengan saudara atau keluarga kita dan sesama. Karna apa yang menjadi harta kita adalah juga bagian dari orang lain yang harus kita bagi. Semua agama di negara kita ini pasti mengajarkan yang namanya berbagi.

Makna hidup di dunia ini diibaratkan seperti pohon. Yang tumbuh dan berdaun lebat serta berbuah. Tidak cukup hanya berdaun lebat tetapi tidak berbuah. Itu sama saja tidak ada gunanya karna tidak bisa menghasilkan buah yang akan dinikmati oleh siapa saja.

Berdaun lebat dan berbuah tetapi tidak menghasilkan buah yang manis. Kalau buah yang dihasilkan asam atau tidak manis tentu tidak dapat dinikmati oleh siapa saja dan bisa memuaskan yang memakannya.

Namun apabila tumbuh berkembang berdaun lebat dan menghasilkan buah yang manis tentu akan dapat dinikmati oleh siapa saja dengan rasa puas dan senang.

Kehidupan kita juga harus seperti pohon yang berdaun lebat dan berbuah yang manis. Apa yang menjadi kebahagiaan kita harus dapat dirasakan oleh orang lain terlebih keluarga dan saudara kita.

7 tahun yang lalu, berbagi kebahagiaan dengan sesama sudah pernah saya wujudkan dengan menyantuni salah seorang anak di Papua yang namanya saya sudah lupa. Program ini adalah salah satu program dari Wahana Visi Indonesia untuk mencari donatur untuk memberikan setiap bulannya untuk menyantuni atau membantu si anak agar dapat bersekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun