Seperti yang diduga banyak orang, bahwa ganti menteri akan ganti kebijakan, akhirnya kesampaian juga. Pada tahun ini, menteri (Kemendikdasmen) yang baru akan menerapkan kembali format yang lama, SMA ada penjurusan : IPA, IPS, dan Bahasa. Sebagai usulan "liar" -dari penulis-, sebenarnya kebijakan sang menteri serba tanggung, mengapa tidak dibuat format penjurusan satu sekolah sekalian saja.
Maksud dari judul dan kalimat sebelumnya seperti ini, bisa mengacu pada SMK yang ada penjurusannya. Beberapa SMK sudah terjurus dengan rapi, seperti teknik, komputer, pertanian, tata boga, dst.
Lalu bagaimana dengan SMA? Sekadar usulan, bisa dibuat dengan satu sekolah sekalian. Maka ada SMA IPA, SMA IPS, dan SMA Bahasa yang semuanya berdiri sendiri. Bagi siswa yang akan masuk, penjurusannya nanti bisa dipantau sejak bangku SMP.
Alasan dipantau sejak SMP bisa dimungkinkan, bukankah selama ini yang sudah berjalan bahwa  lulusan SMP bisa mantap ke sekolah SMK untuk memilih jurusannya. Maka murid yang ingin masuk SMA bisa memilih SMA berdasarkan penjurusan tersebut.
Lebih awal mencetak tenaga profesional
Harus disadari ada profesi yang memerlukan keahlian dari siswa atau mahasiswa di atas rata-rata dalam hal ini kecerdasan akademik. Misalnya profesi seperti dokter dan insiyur sebaiknya dipilih dari siswa yang memang benar-benar cerdas. Sebab profesi ini menyangkut hajat hidup orang banyak. Insiyur misalnya harus bisa memastikan bangunan, jembatan benar-benar presisi agar tidak mudah ambruk. Apalagi dokter yang menangani manusia, menyangkut nyawa seseorang.
Untuk mencapai mahasiswa yang benar-benar berkualitas, maka perlu disiapkan pada jenjang SMA yang berkualitas pula. Maka SMA bisa menjadi sarana yang baik dalam penggodokan tersebut.
Sejak SMP tentu bakat siswa mulai dapat dipetakan. Bagi yang murid yang "jago" matematika nantinya bisa diarahkan ke SMA IPA untuk jenjang berikutnya. Sedangkan yang tidak "jago" matematika -bukan berarti tidak pintar- bisa ke penjurusan IPS atau Bahasa, atau ke SMK yang selama ini berjalan.
Proses peminatan nanti bisa diukur dengan ujian berkala selama satu semester ditambah pantauan pihak Bimbingan Konseling (BK). Yang kemudian pada akhir SMP bisa dilakukan ujuan nasional untuk proses pemantapannya. Dan yang perlu diingat bahwa selama ujian harus dipastikan dalam suasana kejujuran. Penilaian harus apa adanya. Sehingga penjurusan baik ke SMA dan SMK, siswa sudah berada pada jalur yang benar.