Mohon tunggu...
Heru Tri Budi
Heru Tri Budi Mohon Tunggu... Pemuka Agama - pemerhati kesehatan jiwa dan keluarga

Teman sharing keluarga dalam obrolan seputar kesehatan emosional, spiritual, relasional dalam keluarga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berhati-hatilah Memilih Kata-kata

14 April 2018   08:31 Diperbarui: 15 April 2018   05:57 1237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: www.akuinginsukses.com

"Mulutmu adalah harimaumu" -- "Mati hidup ditentukan oleh lidah" -  adalah sebagian peringatan tentang pentingnya memilih kata-kata agar kita tidak kejeblos ke dalam masalah karena kita 'kesleo lidah'. Ada banyak bukti yang menunjukkan, bahwa orang yang tidak berhati-hati dengan kata-katanya atau menjadi penyebar hoax, akhirnya harus masuk ke penjara atau mengalami situasi sulit dalam hidupnya.

Raja Daud memiliki nasihat yang sangat bijak tentang hal ini: "Siapakah orang yang menyukai hidup, yang mengingini umur panjang untuk menikmati yang baik? Jagalah lidahmu terhadap yang jahat dan bibirmu terhadap ucapan-ucapan yang menipu." 

Memilih kata-kata yang tepat dan bijak adalah ketrampilan hidup yang memberi pengaruh besar pada hidup kita dan (jika) Tuhan memberikan anugerah umur panjang kepada kita maka kita akan menikmati umur panjang itu dengan damai dan bahagia. Pentingnya memilih kata-kata bisa kita analogikan dengan beberapa hal  di bawah ini:

Ketika mau berbicara, pilihlah kata-kata seperti kita sedang memilih baju yang akan kita kenakan. Ketika kita akan berangkat ke kantor, tidak mungkin kita asal comot baju, mengenakannya dan langsung berangkat kerja. 

kita pasti akan memilih baju yang kita anggap pantas untuk meningkatkan performa sebagai seorang professional. Salah memilih baju akan merusak performa dan kepercayaan mitra kerja. Walaupun terlihat lucu, peringatan ini layak diperhatikan: jangan memakai baju pesta di kantor, jangan memakai baju kantor di pesta -- apalagi memakai daster... Ini sangat tidak pantas!

Ketika mau berbicara, pilihlah kata-kata seperti kita sedang memperlakukan api. Ketika kita teledor atau gegabah memperlakukan api, maka api yang kecil -- yang mungkin kita sepelekan -- akan membakar rumah kita. Kalau kita tidak hati-hati dalam memilih kata-kata, maka tidak menutup kemungkinan kata-kata kita akan menjalar seperti api yang membakar dan menghancurkan banyak hal dalam hidup kita. Relasi, persahabatan, kepercayaan orang dan integritas kita akan rusak sehingga hari-hari yang baik menjauh dari hidup kita.

Ketika mau berbicara, pilihlah kata-kata seperti kita sedang memegang pisau. Pisau diciptakan untuk menjadi alat bantu bagi manusia, bukan untuk melukai atau berbuat kejahatan. Salah memegang atau salah menggunakannya akan melukai diri sendiri dan melukai orang lain. Tuhan menciptakan lidah di mulut kita untuk bisa berbicara. Tujuannya bukan untuk menyiksa diri atau menyakiti orang lain tetapi untuk memberikan manfaat bagi hidup kita maupun dalam hubungan kita dengan orang lain.

Ketika mau berbicara, pilihkan kata-kata seperti kita sedang memegang pistol yang penuh berisi peluru. Jika kita salah menarik pelatuk pistol yang di tangan kita, maka peluru itu akan membunuh orang di depan kita. Di mulut kita ada banyak 'peluru' kata-kata yang selalu siap kita tembakkan, jika kita tidak hati-hati maka kata-kata kita akan membunuh karakter, potensi dan rejeki orang lain. Kita menjadi orang jahat dalam hidup orang lain.

Beberapa analogi di atas memberikan peringatan yang jelas kepada kita, kalau mau menikmati hidup dengan damai dan bahagia: berhati-hatilah dengan kata-kata yang keluar dari mulutmu. 

Berhati-hatilah menuliskan kata-kata di media sosial sebab kalau tidak, Anda menciptakan banyak musuh dan mungkin hotel prodeo akhirnya menantikan Anda. Stop hoax! Stop ujaran kebencian! Lanjutkan kata-kata bijak yang memberikan dorongan semangat bagi yang mendengarkannya.

Salam Sukses dan bahagia!

#herutribudi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun