Mohon tunggu...
Heru Tri Budi
Heru Tri Budi Mohon Tunggu... Pemuka Agama - pemerhati kesehatan jiwa dan keluarga

Teman sharing keluarga dalam obrolan seputar kesehatan emosional, spiritual, relasional dalam keluarga

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Masa Lalu, Masa Kini, Masa Depan, Refleksi Tahun Baru

30 Desember 2017   21:49 Diperbarui: 4 Januari 2018   08:03 6430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Resolusi 2018 yang kita canangkan akan menghasilkan kehidupan yang sukses, bahagia dan produktif jika kita bisa membentuk formasi hidup yang benar tentang bagaimana posisi kita terhadap masa lalu, masa kini dan masa depan. Orang bijak berkata: lupakan masa lalu, bersyukurlah untuk masa kini dan milikilah harapan untuk masa depan. Saya sangat setuju dengan pernyataan ini. Inilah yang saya maksudkan dengan formasi hidup yang benar. Orang yang gagal melupakan/meninggalkan masa lalunya sama saja sedang merencanakan kegagalan untuk masa depannya.

Belajar dari seorang pelari yang bermental juara, ia akan melupakan apapun yang telah atau sedang terjadi, melepaskan apapun yang membebani langkah-langkahnya. Tidak heran jika para pelari biasanya memakai kostum yang membuatnya leluasa untuk berlari dan melakukan relaksasi sebelum berlari. Begitu ia sudah di posisi garis start, maka fokus, konsentrasi, energi dan hasrat hatinya adalah jalur pertandingan di depannya. Ia akan memastikan dirinya tidak dibebani apapun, baik secara mental, emosional maupun secara fisik. Hatinya dipenuhi hasrat yang berkobar-kobar untuk sampai ke garis finish secepatnya.

Tahun 2017

Tahun 2017 sebentar lagi akan menjadi masa lalu yang harus kita tinggalkan atau lupakan. Terlepas dengan semua kesuksesan yang kita raih, hal-hal indah yang bisa kita nikmati, namanya masa lalu  maka tahun 2017 tidak menjadi milik kita lagi. Itu sudah menjadi kenangan dari sejarah hidup kita. Kebanggaan akan masa lalu telah membuat banyak orang menjadi tidak produktif lagi dan cenderung menjadi sombong. Dulu, saya......dulu, saya.....omongan-omongan yang membosankan dan berorientasi pada hal-hal yang sudah lewat. Kita memang bisa belajar dari sejarah masa lalu tetapi hidup kita tidak boleh terpenjara di masa lalu dan dikendalikan oleh masa lalu.

Kebanggaan-kebanggan di masa lalu saja perlu kita lupakan, apalagi hal-hal yang menyakitkan hati, kegagalan-kegagalan, peristiwa-peristiwa buruk dan sebagaimana, wajib hukumnya untuk segera kita lupakan sebelum mengakhiri tahun 2017 ini. Maka resolusi 2018 akan menjadi sebuah komitmen yang membawa perubahan jika kita mau memasukkan komitmen untuk berdamai dengan diri sendiri, berdamai dengan masa lalu, dan berdamai dengan orang lain sebagai bagian dari isi resolusi hidup kita.

Belajar ikhlas menjalani hidup ini apapun yang terjadi, melepaskan kebanggaan dan hal-hal buruk di masa lalu, berhenti marah, berhenti sakit hati dan memilih untuk memaafkan orang yang telah menyakiti kita adalah keputusan yang akan membuat kita siap menyambut tahun baru dengan penuh kegembiraan dan kebebasan secara emosional dan spiritual.

Tahun 2018

Tahun 2018 adalah kenyataan yang akan menjadi 'kekinian' yang harus kita jalani. Sebagaimana waktu-waktu yang telah kita jalani sebelumnya. Seringkali untuk mengawali sesuatu orang bisa menjadi gamang, takut dan banyak pertimbangan. Untuk sebuah pilihan ok-ok saja tetapi tahun 2018 bukanlah pilihan. Pasti datang dan kita harus menjalaninya. Tidak peduli prediksi para ahli seperti apa dan bagaimana, kita mau tidak mau harus menjalaninya.

Menyambut tahun baru 2018 dengan ucapan syukur akan sangat menolong hati lebih siap menyambutnya. Memang ada kemungkinan akan banyak masalah atau situasinya menjadi sulit, tetapi sesuatu yang baru selalu memberikan kesempatan untuk sesuatu yang lebih baik. Sambut, masuki dan jalani dengan penuh syukur maka semuanya jadi lebih nikmat untuk dijalani.

Bersyukur akan membuat hati kita bahagia, jangan dibalik, bahagia dulu baru bersyukur. Yang membuat hati bahagia itu ketika hati kita ikhlas menjalani hidup.

Bersyukur memberikan 'vitamin' bagi jiwa kita untuk tetap bugar apapun yang terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun