Mohon tunggu...
Heru Sudrajat
Heru Sudrajat Mohon Tunggu... Wiraswasta - pernah menjadi PNS di Disnaker Propinsi Jambi dan pernah bekerja di Harian Sriwijaya Pos Palembang

Pernah bekerja diharian Sriwijaya Pos Palembang sebagai wartawan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Malam pun Membisu.

17 Agustus 2018   23:43 Diperbarui: 18 Agustus 2018   00:08 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Seribu kata tersusun.

Lalu diteriakan berulang-ulang.

Lewat tengah malam.

Diterangi sinar bulan.

Dan kerlap-kerlip kunang-kunang.

Dibarengi hembusan angin.

Yang menambah sesak dada.

Terbatuk-batuk dalam rasa kantuk.

Tak terlihat wajahmu melintas.

Hanya bayang-bayang rasa rindu.

Selalu berkelebat dalam rindu sekarat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun