Jerit tangis lik Sutar masih membekas di trotoar jalan kota.
Seusai petugas kebersihan membawa barang dagangannya.
Sudah berpuluh tahun berjualan di jalan itu, namun baru terusik saat ini.
Tidak ada perlawanan yang berarti, meski memanggil-manggil ibu pertiwi.
Wajah kuyu dan pandangan kosong menatap impian hilang dirampas petugas.
Lik Sutar pasrah setengah tengadah.
Mulutnya komat kamit menyebut nama Tuhan beratus kali.
Sungailiat, oktober 2017
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!