Selalu berbaju tradisi, berkebayak, pakai jarik.
Dengan tenaga seadanya menggendong bakul ditumpuki botol-botol bekas.
Lalu keliling dari gang ke gang.
Dari kampung ke kampung.
Kadang diusili pembeli, tanyakan jamu kuat.
Meski panas matahari melingkari langkahnya namun tetap tegak.
Meski hujan mengepung nasibnya, namun tetap melangkah.
Keringat tak lagi dapat dibedakan dengan air hujan.
Nasibmu tetap tidak berubah, seperti jaman penjajah
Â
Sungailiat, oktober 2017.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!