Mohon tunggu...
Heru Sudrajat
Heru Sudrajat Mohon Tunggu... Wiraswasta - pernah menjadi PNS di Disnaker Propinsi Jambi dan pernah bekerja di Harian Sriwijaya Pos Palembang

Pernah bekerja diharian Sriwijaya Pos Palembang sebagai wartawan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kemarau

20 Oktober 2017   11:54 Diperbarui: 20 Oktober 2017   12:11 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tidak saja mengeringkan bumi.

Namun juga memporak porandakan warga.

Dari sudut desa ke desa, berbaris membawa tempat air seadanya.

Dari ember sampai kaleng bekas cat. 

Berbenturan berdenting bak nyanyian kelaparan di etopia.

Tidak ada doa maupun puji-pujian untuk datangkan hujan.

Hanya gumam pasrah diantara bibir kering dan gemertak gigi tak bertuan.

tanpa baju anak-anak tengadah menyanyikan lagu tentang hujan.

Meski parau bernada sumbang, tapi keyakinan tetap bersuara diantara ributnya orang tua berebut air.

Anak-anak berlari terus mengejar sepi ditanah pertiwi.

Sungailiat, oktober 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun