Mohon tunggu...
Heru Subagia
Heru Subagia Mohon Tunggu... Relawan - Aktivis Kegiatan UMKM ,Relawan Sosial dan Politik

Menulis adalah media ekspresi tampa batas,eksplorasi dan eksploitasi imajiner yang membahagiakan . Menulis harus tetap bertangung jawap secara individu dan di muka umum. . Hobi menulis disela -sela kesibukan menjaga toko ,mengurus bisnis ,berkegiatan di umkm dan politik dan bisnis. Lingkungan hidup juga menjadi topik utana bagi penulis untuk advokasi publik berkaitan isu isu penyelamatan dan pelestarian alam . Mari kita gemar menulis , mendobrok tradisi ,menambah literasi dan menggugat zona nyaman berbagai kehidupan .

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Anggota DPR Tidak Digaji, Cara Turunkan Biaya Politik Tinggi

25 November 2022   07:25 Diperbarui: 25 November 2022   07:49 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Alasan ini seseorang mengincar jabatan kursi anggota dewan karena bergaji tinggi. Dorongan manggung menjadi politisi lebih banyak dikejar  kebutuhan perut dari sekedar sebuah pekerjaan pengabdian.  

Bagiamana ya ,kira-kira jika menjadi anggota dewan itu tidak ada gajinya,tetapi hanya menerima fasilitas kebutuhan sebagai anggota dewan? Ada yang mau daftar menjadi caleg ?

Ada positifnya, jabatan DPR tidak banyak yang kejar karena tidak digaji, otomatis tidak banyak permintaan untuk antri caleg. Untuk menjadi anggota DPR akan terseleksi secara alami bagi mereka yang tidak butuh gaji lagi. Dan yang menarik tidak akan terjadi transaksi lagi antara pemilih dan caleg ,caleg dan partai ,partai dan mungkin penyelenggara pemilu. 

Menjadi anggota dewan barang unik,hanya butuh satu persyaratan yakni mengabdi ke masyarakat dan negara. Tidak butuh lagi milyaran untuk sekedar menjadi anggota dewan. Bisa jadi malah negara yang membiayai semua kebutuhan menjadi anggota dewan.

Bagaimana gambaran anggota dewan di negara maju? 

Di berbagai negara maju yang sudah makmur dengan penghasilan tinggi, menjadi anghota dewan itu sudah tidak menarik dari sisi penghasilan. Kalah jauh upah atau gaji yang diterima menjadi pegawai swasta atau negara. 

Di negara V-King, menjadi anggota dewan tidak menerima bayaran . Mereka hanya terima fasilitas yang akan menunjang kegiatan kerja sebagai anggota dewan. 

Mereka masuk menjadi anggota dewan karena pengabdian untuk masyarakat,sudah berakhir dirinya dari sisi materi . Bekerja untuk kegiatan melayani dan memperjuangkan hak -hak sipil bagi yang membutuhkan. 

Waduh, jauh banget ya jika dibandingkan dengan para anggota dewan di negara berkembang seperti di Indonesia. Sepertinya tidak ada yang mau mendaftar caleg jika tidak digaji.

Coba kita intip apa aja yang menarik menjadi anggota dewan di Indonesia  yang konon butuh milyaran untuk menjadikan dirinya jadi.

Kira -kira berapa besaran gaji untuk anggota dewan? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun