Mohon tunggu...
Heru Subagia
Heru Subagia Mohon Tunggu... Relawan - Aktivis Kegiatan UMKM ,Relawan Sosial dan Politik

Menulis adalah media ekspresi tampa batas,eksplorasi dan eksploitasi imajiner yang membahagiakan . Menulis harus tetap bertangung jawap secara individu dan di muka umum. . Hobi menulis disela -sela kesibukan menjaga toko ,mengurus bisnis ,berkegiatan di umkm dan politik dan bisnis. Lingkungan hidup juga menjadi topik utana bagi penulis untuk advokasi publik berkaitan isu isu penyelamatan dan pelestarian alam . Mari kita gemar menulis , mendobrok tradisi ,menambah literasi dan menggugat zona nyaman berbagai kehidupan .

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

BBM Subsidi Bakal Naik Lagi Akhir Tahun 2022?

11 September 2022   13:33 Diperbarui: 11 September 2022   16:03 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
BBM Subsidi  Bakal Naik Lagi Akhir Tahun 2022?

Pertama,kenaikan BBM subsidi per 3 September 2022 telah memberikan tekanan pada kemampuan daya beli masyarakat. Ketahanan finansial masyarakat semakin buruk.

Tidak lagi mampu bertahan dalam batas- batas penyesuaian kebutuhan pokok hidup. Masyarakat belum banyak mengalami kenaikan daya beli justru sebaliknya paska Pandemi belum adanya wilayah potensi atau stimulus perbaikan pendapatan masyarakat.

Saat ini  masyarakat sudah putus asa dengan segenap bentuk berbagai  beban kehidupan. Kenaikan BBM menurut pakar ekonomi akan segera bergerak memicu inflasi sebesar 12%. Inflasi tersebut hanya dari sektor BBM saja belum ditambah inflasi dari pangan ,sandang,transportasi dan sektor lainnya.

Boro -boro disuruh naik konsumsi BBM non subsidi ,masyarakat akan lebih banyak  mengurangi kegiatan dengan mobil pribadi.

 Tentunya secara bersamaan akan memangkas atau mengurangi mobilitas masyarakat dan pada akhirnya melemahkan pergerakan ekonomi dan otomatis mematikan pertumbuhan ekonomi secara pelan-pelan.

Kedua, jarak BBM subsidi dan non subsidi kendati sudah dinaikkan masih terpaut jauh . Disparitas harga trsebut ditenggarahi sebagai penyebab masyarakat terutama kelas menengah dan atas akan tetap bersikap rasional memilih BBM subsidi .

Contioh selisih harga yang terlalu jauh seperti harga Solar Rp 6.800  ke Dexkite Rp 17.100 atau Pertalite Rp 10.000 ke Pertamax Rp Rp 14.500. Ketiga produk tersebut menurut Pertamina masih tergolong BBM subsidi.

BBM subsidi mengamati kenaikan hampir 31% dan ini merupakan prosentase harga sensitif terhadap daya beli masyarakat. Harga yang ditawarkan saat ini dirasakan sangat mahal. Jika masyarakat disuruh menaikkan kebutuhan BBM ke kelas oktan lebih tinggi tentunya akan sulit terealisir.

Mari kita hitung selisih harga  tersebut sangat tinggi dan menjadi tambahan beban konsumsi rumah tangga.

 Masyarakat pemakai mesin kendaraan berbahan bakar Solar ke Dexkite akan menambah biaya per liternya sekitar Rp 10.300. Pemakai mesin bensin dari Pertalite ke Pertamax selisih Rp 4.500.

Wajarlah jika golongan atas dan menengah memaksakan kendaraannya memakai BBM subsidi. Tentunya  kenaikan pemakainya BBM subsidi paska kenaikan akan semakin meroket dan tidak bisa dihindari lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun