Mohon tunggu...
Herti Utami
Herti Utami Mohon Tunggu... Dosen - Hasbunallah wa nikmal wakil

Seorang istri | ibu dari 4 orang anak | suka membaca dan jalan-jalan | lecturer, researcher, chemical engineer | alumni UGM | hertie19@hotmail.com

Selanjutnya

Tutup

Beauty

Jenis-jenis Pewarna Alami untuk Fiber (Serat Alami)

8 Mei 2020   15:43 Diperbarui: 5 Maret 2021   04:26 1173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Telah kita ketahui bahwa penggunaan  zat warna sintetis pada serat kain yang kita gunakan akan menghasilkan limbah pewarna yang cukup berbahaya bagi lingkungan. Menurut Sugiyana (2003) beberapa zat warna sintetis mengandung polutan berupa logam berat yang berbahaya. 

Logam berat tersebut antara lain adalah Cu, Ni, Cr, Hg dan Co. Polutan tersebut pada akhirnya akan terbuang dalam perairan umum dan mencemari lingkungan, khususnya lingkungan perairan.  Oleh karena itu harus ada usaha untuk mengurangi penggunaan zat warna sintetis tersebut dengan zat warna alam yang lebih ramah lingkungan.

Zat warna alami (ZWA) atau pewarna alami (natural dyes) adalah zat warna yang kita peroleh dari alam. Menurut Yernisa (213) pewarna alami merupakan alternatif pewarna yang tidak toksik, dapat diper-baharui (renewable), mudah terdegradasi dan ramah lingkungan.

Dalam bahasan tulisan ini dibatasi pada pewarna untuk fiber atau serat kain, bukan pewarna makanan.  Biasanya zat warna alam ini digunakan untuk mewarnai kain secara tradisional. Seperti pada kain tradisional batik atau tenun, juga pada kain ecoprint.

Fiber sendiri dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu fiber yang berasal dari binatang atau disebut animal fibres (protein fibres) contohnya adalah kain dari bulu domba atau wool, dan kain sutra. Dan tipe yang ke dua adalah fiber yang berasal dari tanaman atau plant fibres (cellulose fibres) contohnya seperti kain katun dan kain linen. 

Jadi yang dimaksud fiber atau serat di sini adalah serat yang berasal dari serat alami baik dari tanaman ataupun binatang yang dapat diwarnai dengan zat warna alami. Jadi pewarnaan fiber juga meliputi benang atau kain yang berasal dari serat alami.

Tentunya yang harus kita perhatikan adalah pewarna alami atau ZWA itu akan baik kalau digunakan pada fiber di atas. Karena sama-sama bersumber dari bahan alami dan saling memiliki afinitas atau daya tarik.

Bahan-bahan dari serat sintetis seperti polyester, nilon dan lainnya tidak memiliki afinitas atau daya tarik terhadap zat warna alami sehingga bahan-bahan ini sulit terwarnai dengan zat warna alami. Bahan dari sutera pada umumnya memiliki afinitas paling bagus terhadap zat warna alami dibandingkan dengan bahan dari kapas atau katun.

Nah, jenis-jenis pewarna alami yang kita dapatkan dari alam tersebut antara lain : berasal dari tanaman, berasal dari binatang dan berasal dari mineral. Ini sesuai dengan Visalakshi and Jawaharlal (2013) yang menyatakan bahwa pewarna alami dapat diperoleh dari tumbuhan, binatang atau mineral.

Namun sumber lainnya Aberoumand (2011) menyatakan bahwa pewarna alami adalah tumbuhan, binatang, dan mikroorganisme.

  • Zat Warna Alami dari Tanaman

Zat warna alami untuk bahan tesktil pada umumnya diperoleh dari hasil ekstrak berbagai bagian tumbuhan seperti akar, kayu, daun, biji ataupun bunga. Pewarna alami yang berasal dari tumbuhan mempunyai berbagai macam warna yang dihasilkan, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti jenis tumbuhan, umur tanaman, tanah, waktu pemanenan dan faktor-faktor lainnya. Sejak jaman nenek moyang, para pengrajin batik telah  mengenal berbagai tanaman yang dapat mewarnai bahan fiber ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun