Yang termurah adalah mendapatkan kartu pos di sekitar sini. 1 Lira untuk 8 buah kartu pos, murah sekali. Padahal di tempat lain bisa saja 2 Lira untuk 1 buah kartu pos.
Itu hanya salah satu contoh untuk souvenir sederhana. Untuk makanan, juga banyak dijual di sekitar sini. Jangan khawatir untuk nasi juga ada. Tebalnya daging kebab yang siap diiris, juga selalu menggugah selera setiap kita melewati deretan resto di sepanjang Sirkeci.
Buat saya tidak menyesal, menginap di kawasan ini. Selain memang kawasan wisata, juga daerah ini sangat dekat dengan laut Golden Horn, Yeni Camii, Spice Bazaar, Eminonu, dan Jembatan Galata, cukup berjalan kaki saja menuju tempat-tempat tersebut.
Dan untuk menuju kawasan Sultan Ahmet pun sebenarnya juga tidak terlalu jauh jika ditempuh dengan berjalan kaki, kecuali jika ingin menghemat tenaga. Kelokan jalan-jalan dan bangunan tuanya adalah pemandangan menarik sehingga rasa lelah seolah tidak terasa, jika berjalan bersama-sama.
Menelusuri jalanan Sirkeci bersama teman-teman adalah kenangan tersendiri buat saya. Dan setiap melewati bangunan stasiun Sirkeci, juga membuat ingatan saya melayang jauh, menuju masa lalu masuk ke dalam cerita fiksi Agatha Christie, ketika Orient Express masih melintasi benua Eropa.
Salam jalan-jalan.
*****Â
Sumber referensi artikel:
wikipedia.org
(Artikel Herti tentang Catatan Perjalanan Istanbul 11, 16-24 Juni 2013)
Artikel lainnya :
Catatan Perjalanan Istanbul: Blue Mosque, Makanan Kaki Lima, Grand Bazaar, Yeni Camii, Topkapi, Dolmabahce, Hagia Sophia, Bosphorus, Taksim, Jembatan Galata, Kennedy Caddesi dan Gulhane ParkÂ