Mohon tunggu...
Ir. Herson, Dipl.I.S., M.Sc
Ir. Herson, Dipl.I.S., M.Sc Mohon Tunggu... Kepala Biro Administrasi Pembangunan Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Tengah -

Aparatur Sipil Negara, Provinsi Kalimantan Tengah, anak suku Dayak Ngaju.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi, Anomali Global Moral Kasus Sumberdaya Alam

31 Oktober 2015   11:30 Diperbarui: 31 Oktober 2015   22:18 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jokowi, Anomali Global Moral Kasus Sumberdaya Alam ( Hutan Lahan Pekarangan).

Sejak tahun 1997 frekuensi dan cakupan karhutla kebakaran hutan lahan dan pekarangan terus meningkat. Analisis citra satelit lokasi yang menyajikan data tentang hal ini dengan mudah di peroleh online.

Secara internasional kampanye dan aktivitas amat banyak pihak langsung pun tidak langsung bergiat dalam SDA pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup amat banyak jumlahnya. Dari yang punya nama populer sampai kepada kegiatan lokal di desa terpencil.

Kita melihat pegiat lingkungan yang kadang menjadi seolah artis dan menjadi rutinitas kita menerima pesan- pesan perduli lingkungan dan anehnya kita lama kelamaan menjadi tidak sensitif lagi tentang aksi dan pesan tersebut meski di kemas dengan amat baik.

Artikel online media tentang karhutla juga amat banyak, namun bila diteliti dari segi respon publik, amat minim komentar, pun terbatas bahkan keluar topik. Bahkan ada yang promoter konten porno memanfaatkan berita dalam memberi komentar.

Dalam hal bantuan internasional juga terlihat setengah hati dan ambigu. Bantuan diberi sebagai basa basi, pada saat krisis melebihi limit donator, maka jutaan alasan menghentikan bantuan cukup tersedia.

Adanya anomali sensitivitas global terhadap pola respon terhadap bencana di dunia. Yang paling menakutkan bahwa mayoritas manusia sudah menganggap bencana yang terjadi di bumi kalau tidak langsung terpaut dengannya, hanya sebuah dinamik kehidupan yang pasti segera berlalu. Badai pasti berlalu.

Apa yang terjadi era peradaban yang katanya modern ini sekaligus membawa juga paradigma dan praktek nyata bahwa sadar tidak sadar ada kondisi baru amat sangat serius yang kita hadapi, yaitu modernisasi tidak hanya membawa ke arah kebaikan semata, melainkan juga membawa dimensi "moral" yang berisikan revolusi mental global.

Dalam skala global, permainan / game yang misinya mengajarkan pengelolaan sumberdaya alam, membuat generasi manusia bumi dapat menikmati cara pengelolaan sumberdaya alam yang seakan-akan amat mudah instan, dan nyata dapat dilakukan dengan on and on every one click reaches the satisfied result bagi dunia.

Lalu bagaimana dengan kita di Indonesia ini dalam menyikapi konstelasi perubahan global dalam hal pengelolaan sumberdaya alam ini ?.
Dunia mengatakan bahwa Indonesia adalah negara yang menentukan masa depan dunia dalam banyak hal. Dalam hal global climate change, amat tegas Perserikatan Bangsa Bangsa menjadikan Indonesia sebagai salah satu andalan dunia untuk menjadi tumpuan masa depan kestabilan iklim global menjamin eksistensi peradaban dunia.

Eksistensi peran global Indonesia inilah yang sering direduksi, baik oleh pihak asing, maupun sebagian orang. Sikap mengejek beberapa negara terhadap kasus karhutla di Indonesia sebagai contoh bahwa pihak ini juga mengalami dekadensi moralitas dalam menyikapi pengrusakan sumberdaya alam. Bilamana semua pihak paham mengerti sadar dan tulus ikhlas menerima takdir bahwa Indonesia memang ditakdirkan secara global dalam posisi penentu masa depan ekosistem dunia yang harmonis, maka akan amat kurang sesi negatif yang seringkali dilontarkan kepada Indonesia, melainkan makin banyak bantuan terbaik yang memang layak diberikan kepada Indonesia, karena bukan untuk kepentingan kita sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun