Mewaspadai hujan deras disertai petir dengan mematikan laptop hanya salah satu cara saya agar tetap bisa berkarya. Jangan remehkan tanda-tanda alam jika kita ingin hidup dengan tenang. Jangan abaikan peringatan alam jika kita tidak ingin diterjang persoalan, seperti banjir, tanah longsor, atau kekeringan. Ah, jika saya teruskan maka tulisan ini akan melebar ke mana-mana, dan tidak fokus pada ketakutan saya pribadi.
Saya menuliskan ini setelah hujan reda dan petir pun tak terdengar lagi. Hening. Tenang. Bagi sebagian orang keheningan bahkan lebih menakutkan dibanding hujan deras dan petir. Namun, bagi sebagian orang lagi, keheningan merupakan bagian dari refleksi diri, merupakan saat yang tepat untuk melakukan kontemplasi.
Memiliki rasa takut bukan berarti kita mudah pasrah atau menyerah saat berkarya. Ketakutan kadang menjadi cara kita untuk lebih cerdas lagi dalam menata batin, menata hati, juga menata waktu agar perjalanan hidup yang dipenuhi dengan karya, tidak terhenti dengan sia-sia.
Salam inspirasi!