Penulis Menulis untuk Penulis, Apa Menariknya?

Ada ungkapan populer ini: dari rakyat untuk rakyat. Bermula sebagai rakyat kemudian berkiprah meraih sukses, menjadi pemimpin misalnya, dan hasilnya kembali kepada rakyat. Itu salah satu makna yang saya tafsirkan sendiri. Ada pula ungkapan, yang mungkin saya sendiri yang mengada-adakannya, "dari penulis untuk penulis". Nah, saya ingin menuliskannya sore ini, di awal September, menyambut bulan yang baru, tentang penulis, tentang diri sendiri.

Dari penulis untuk penulis, berarti itu juga bisa saya artikan saya menulis dan isinya untuk penulis. Inspirasi sederhana ini muncul setelah beberapa kali saya membaca tips atau kiat menulis yang disampaikan oleh para penulis. 

Bagi saya, itu menarik, karena sebenarnya para penulis menuliskan isi tulisannya untuk dirinya sendiri dan tentu saja untuk orang lain, yang gemar menulis.

Banyak topik yang dituliskan, seperti kiat menjadi penulis pemula, cara menjadi penulis produktif, atau seputar penggunaan kata, istilah, atau tanda baca yang tepat. 

Semua hal yang terkait dengan kepenulisan ditulis oleh penulis dan ditujukan untuk penulis. Saya melihat fenomena ini di dunia blog, media sosial (medsos) yang menaungi banyak penulis, dan saya pun ada di dalamnya.

Hal menarik lainnya, ketika penulis menulis untuk penulis lain, juga untuk dirinya sendiri, tingkat keterbacaannya lumayan baik. Para penulis tertarik untuk membaca banyak hal yang terkait dengan dirinya sendiri. 

Rasa ingin tahunya besar. Tentu tujuannya bermacam-macam, ada yang ingin menimba ilmu atau sekadar penasaran seberapa dalam ilmu kepenulisan seorang penulis yang menulis untuk para penulis lainnya.

Saya, seperti para penulis lainnya, juga sering menuliskan tema seputar dunia kepenulisan. Selain untuk berbagi inspirasi, mengasah ilmu, juga untuk menyampaikan curhat yang positif. Kiat atau tip yang mudah diterapkan oleh para penulis bisa saya sampaikan dalam tulisan pendek, inspiratif, dan tentu saja bermanfaat.

Ada sisi-sisi lain yang juga menarik untuk disimak ketika penulis menulis untuk penulis lain. Ini setidaknya menurut saya.

1. Membuat jeda dalam proses menulis
Bagi saya, menulis tentang kiat menulis tidaklah sulit. Itu karena ilmu dan pengalamannya ada di dalam diri saya. Untuk itulah, dengan cepat saya bisa menuliskannya. Hal ini lalu saya jadikan jeda ketika saya akan menulis beragam tema lain, seperti parenting, naskah buku PAUD, atau naskah pengembangan diri, juga naskah bertopik politik, ekonomi, sosial budaya, dan lain sebagainya.