Mohon tunggu...
Rahmat HerryPrasetyo
Rahmat HerryPrasetyo Mohon Tunggu... Penulis - Writer

Penulis lepas dan editor freelance.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pariwisata Dibuka, Keuntungan di Balik Risiko Besar

8 Agustus 2020   21:50 Diperbarui: 8 Agustus 2020   21:50 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika berbicara tentang wisata atau industri pariwisata, dari pengalaman pribadi, bagi saya tidaklak terlalu sulit. Itu karena saya lahir di kota wisata Yogyakarta atau populer juga dengan nama singkatnya, Jogja. 

Lebih khusus lagi, saya menghabiskan masa kecil hingga masa-masa kuliah di sebuah kampung di tengah-tengah kota Jogja bernama Taman Sari.

Kampung saya, jika Anda suka jalan-jalan atau berwisata ke berbagai daerah Nusantara termasuk Jogja, sangatlah terkenal. Di sinilah banyak objek wisata, seperti Keraton Jogja, alun-alun, hingga kampung saya sendiri yang termasuk menjadi salah satu kampung wisata.

Di kampung saya, tumbuh industri batik, dan bahkan, saat ini di masa milenial, kampung saya dikenal sebagai perintis Kampung Cyber. Saking menariknya, beberapa tahun lalu pendiri Facebook, Mark Zuckerberg, mampir ke kampung saya tersebut.

Itu hanya sekilas gambaran betapa lekatnya saya dengan industri pariwisata karena semasa di Jogja, keseharian saya tidak bisa dipisahkan dari pariwisata. 

Tiap hari saya melihat turis asing maupun domestik. Tiap hari saya melihat para pemandu wisata mengantarkan wisatawan ke tempat-tempat tujuan wisata dan menjelaskan sejarah suatu bangunan atau sejarah batik di Jogja.

Para pembatik pun dengan riang menghasilkan beragam karya yang keren dan memikat hati para turis untuk membelinya. Belum lagi industri makanan khas Jogja yang menggeliat pesat, seperti bakpia dan gudeg. Semua sendi perekonomian bergerak leluasa dan menginduk dari satu kata ini: wisata.

Jika saya tarik lebih jauh lagi, di desa-desa tempat saudara-saudara saya tinggal, tetap tak bisa dilepaskan dari industri pariwisata. Ada industri kerajinan tangan di Kabupaten Bantul, misalnya, atau lokasi wisata pantai seperti Parangtritis. Semua itu merupakan kebanggaan masyarakat dan menjadi penggerak roda ekonomi yang luar biasa penting dan tentu saja, menguntungkan.

Kehidupan saya tempo dulu di Jogja tersebut hanya sekadar contoh bahwa industri pariwisata menjadi andalan. Di beberapa daerah pun, kita dapat melihat bahwa sektor pariwisata menghidupi banyak orang. 

Sebut saja Bali, Jawa Tengah, DKI Jakarta, Jawa Barat hingga daerah lebih jauh lagi dari rumah saya sekarang di pinggiran Jakarta, seperti Nusa Tenggara Timur, Papua, dan lain-lain. Dari Sabang sampai Merauke, betapa banyak destinasi wisata yang dapat dikunjungi wisatawan mancanegara maupun domestik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun