Mohon tunggu...
Herry Mardianto
Herry Mardianto Mohon Tunggu... Penulis

Suka berpetualang di dunia penulisan

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Geseh: Kehangatan di Rinai Hujan

2 Maret 2025   08:51 Diperbarui: 2 Maret 2025   09:25 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Geseh Teater Maton/Foto: dokpri Hermard

Komunitas Sedhut Senut Yogyakarta kembali mengadakan  Festival Milangkori untuk kedua kalinya sepanjang Januari sampai Maret 2025 dengan semboyan "Ombyongan Sandiwara Bahasa Jawa", melibatkan dua puluh kelompok teater, terdiri dari kabupaten Bantul (enam kelompok), Sleman (tiga kelompok), kota Yogyakarta (4 kelompok), Kulonprogo (dua kelompok), dan kabupaten Gunungkidul (lima kelompok). Kelompok teater itu antara lain Teater Muara (kota), Tjap Sarkem (Bantul), Teater Maton (Sleman), Panterku (Kulon Progo), dan  Teater Clumpring (Gunungkidul). 

Masing-masing kelompok teater bebas menafsirkan naskah sandiwara berbahasa Jawa, Geseh, yang disediakan oleh Sedhut Senut.

Inti cerita berkaitan dengan warga Sedhut Senut yang tiba-tiba heboh karena uang anggaran untuk dangdutan raib dicuri. Juga bagaimana warga melakukan kongkalingkong dengan berbagai cara agar keinginan mereka terealisasi, mengalahkan kelompok lain. Relasi oposisional inilah yang memunculkan persoalan dan tragika sepanjang cerita.

Sri Dhemek 2023/Foto: Hermard
Sri Dhemek 2023/Foto: Hermard

Saya masih teringat bagaimana kegiatan  Festival Milangkori #1 yang dilakukan Teater Maton (21/7/2023) dengan pementasan sandiwara berbahasa Jawa Sri Dhemek, Ndang Balekno Sri di Limasan Somoatmajan, Seyegan, Sleman, disutradarai Agus Suprihono.

Malam itu, suara sinden senior kelompok karawitan Arum Sari,  Kaminten, terasa merdu natural, tanpa ada keinginan membuat cengkok aneh-aneh saat nembang Mbok Ya Mesem:...E, e, e, ya mbok mesem, mrengut pedahe apa... ayolah tersenyum, merengut tidak ada untungnya.

Suasana menjadi riuh saat  para tokoh melontarkan guyonan yang menohok dan terkadang  terasa vulgar. Sri Dhemek berhasil menarik perhatian penonton, terlebih setelah tokoh Gilar  beradu akting dengan tokoh lainnya.

Suasana  nyaris sama, terjadi juga dalam pementasan Geseh. Pementasan malam hari di Limasan Somoatmajan (24/2/2025) diteror hujan sejak siang hari. 

Untungnya saat pergelaran, rinai hujan tak mampu menghalangi aliran kehangatan penonton saat tokoh penyanyi dangdut yang diperankan oleh Lis Yunita, menyanyikan Hello Dangdut milik Rita Sugiarto. Wajah penonton langsung sumringah, badan  bergoyang, mulut mereka ikut berdendang menirukan suara sang biduan.

Cobalah ikuti irama gembira Tua dan muda, mari joget bersama Hilangkan rasa keluh kesah yang ada Dengan lagu yang gembira

Halo (Hello), halo (Hello), halo Yang-yang-yang, digoyang-goyang-yang (Digoyang) Dut-dut-dut, yok kita berdangdut (Berdangdut)

Yang, digoyang, digoyang-yang (Yang, digoyang, digoyang-yang) Yang, digoyang, digoyang-yang (Yang, digoyang, digoyang-yang)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun