Mohon tunggu...
Herry Mardianto
Herry Mardianto Mohon Tunggu... Penulis

Suka berpetualang di dunia penulisan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Semesta yang Terbakar

15 Februari 2025   09:16 Diperbarui: 15 Februari 2025   14:50 531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berkaca pada semesta/Foto: Hermard

kau bawa keruh lumpur sungai hati ke dalam kata
ketika jiwamu membeku saat angin menelisik ladang gelisah  semesta

adakah madu meresap dalam suaramu agar getir tubuh yang basi meluruh?

saat kau gamang merangkai kata
biarkan tarikan napas tak menjelma menjadi bayang kematian

kini
semesta yang kau tanam menjelma bara

ragamu melayang di antara riak gelisah mega-mega

sambil mengecap sisa api dari kulitmu
kukumpulkan hujan yang tertinggal di rambut angkasa

dan di batas gelombang yang menjilat cakrawala
kulihat hasratku terapung seperti sabut- terus terombang-ambing tak bisa menepi

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun