Mohon tunggu...
Herry Mardianto
Herry Mardianto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Suka berpetualang di dunia penulisan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Wanita Jawa dalam Sastra Indonesia

4 Mei 2023   16:50 Diperbarui: 4 Mei 2023   17:06 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wanita Jawa Kekinian/Foto: Hermard

Kenyataan yang menarik pada awal perkembangan karya sastra Indonesia modern, sejak tahun 1920-an, wanita telah menjadi pusat perhatian di dalam karya sastra. Novel Siti Nurbarya maupun Azab dan Sengsara, sebagai novel awal dalam perkembangan novel Indonesia modern, keduanya menguak kehidupan wanita. Dari sisi lain, perkembangan awal karya sastra Indonesia diwarnai oleh pengungkapan latar Minangkabau.

Kondisi ini dimungkinkan karena tahun 1920-an hingga tahun 1940-an, mayoritas pengarang Indonesia berasal dari Sumatera (khususnya Sumatera Barat) sehingga banyak tema karya sastra  berkaitan dengan konflik modernisasi kontra adat istiadat masyarakat Minangkabau. Persoalan tersebut  mengakibatkan tokoh wanita terseret kedalam konsep kawin paksa.

Menurut Jakob Sumardjo, wanita dalam roman-roman sebelum perang rata-rata merupakan korban dari kondisi sosialnya. Faktor yang berpengaruh terhadap situasi tersebut adalah faktor orang tua, baik karena ambisi materialistiknya maupun adat masyarakat. 

Sejajar dengan pendirian ini, Takdir Alisjahbana menegaskan bahwa kebebasan dalam memilih jodoh merupakan unsur yang paling banyak menimbulkan pertikaian dalam konteks realitas dengan sastra, seperti terlihat dalam karya sastra Indonesia sebelum perang, misalnya Siti Nurbaya (Marah Rusli), Azab dan Sengsara (Merari Siregar), dsb. 

Roman sastra sebelum perang mengangankan wanita sebagai komponen yang dapat memberikan keseimbangan terhadap mobilitas rumah tangga, merupakan antagonis dari pria sebagai kepala rumah tangga. 

Oleh karena itu, kebanyakan roman sebelum perang menggambarkan berbagai tindakan yang pada dasarnya merugikan kaum wanita. Penyebabnya karena dominannya kekuasaan tokoh laki-laki sehingga secara tidak sadar tokoh perempuan menjadi korban dari suatu keadaan.

Pada perkembangan sastra tahun 1980-an muncul tokoh-tokoh wanita Jawa dalam sastra Indonesia. Ada tiga hal esensial yang harus diperhatikan dalam membicarakan eksistensi wanita dan faktor penyebab munculnya tokoh wanita Jawa dalam karya sastra, yaitu (1) karya sastra harus dilihat sebagai pengaruh timbal balik yang rumit dari faktor- faktor sosial kultural, dan untuk menjadikan novel sebagai media komunikasi sosial budaya dapat ditempuh dengan jalan menjadikan figur yang teridentifikasi secara rasional dengan latar belakang budaya etnis tertentu.

(2) analisis aspek tokoh wanita selalu dengan mempertimbangkan totalitas karya sastra dan di pihak lain karya sastra dipertimbangkan sebagai salah satu hierarki aspek sosial budaya, dan (3) wanita sebagai sebuah konsep, baik yang diangankan oleh pengarang maupun pembaca, berbeda dalam setiap periode, semestaan, bahkan pada setiap individu. 

Dari tiga hal tersebut tergambar adanya kaitan antara faktor latar, penokohan dan gerak atau kondisi kebudayaan.

Mengenai perkembangan latar (yang berpengaruh terhadap aspek penokohan) dalam karya sastra dapat dicermati dari gagasan   yang menyatakan bahwa kesusastraan Indonesia yang resmi muncul sekitar tahun 1920-an didominasi oleh sastrawan Melayu atau Sumatera. Setelah revolusi barulah sastrawan Jawa mulai menyumbangkan aspirasinya. 

Hal ini semakin nyata setelah tahun 1970-an dengan munculnya latar Jawa (khususnya Jawa Tengah dan Jawa Timur) di dalam karya sastra Indonesia, misalnya dalam karya-karya NH. Dini, Hariadi S. Hartowardoyo, Ashadi Siregar, Jaso Winarto, dan Umar Kayam.

Kasus menarik pada perkembangan berikutnya adalah munculnya latar Jawa dalam karya sastra Indonesia tahun 1980-an yang mengacu kepada cara hidup, kebiasaan-kebiasaan, cara berpikir, dan sistem nilai sosial budaya yang terdapat dalam kehidupan masyarakat Jawa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun