"Dalam hubungan sosial kemasyarakatan, ternyata meminta maaf lebih mudah dilakukan dari pada memberi maaf".
Tema "Memaafkan  Orang Lain" mengingatkan saya atas cerita seorang teman, Rosa, yang sampai hari ini memendam dendam tak berkesudahan dan sulit memberi maaf kepada mantan atasannya. Rosa terlalu merasa sakit hati terhadap sikap dan perbuatan  yang dilakukan atasannya.
"Ia benar-benar orang munafik. Sok alim! Tapi doyan semuanya. Sampai-sampai kantor dianggap sebagai mesin ATM pribadi. Menjengkelkan!" keluh Rosa.
Dari cerita Rosa, saya kemudian memahami mengapa Rosa merasa terzolimi, begitu dendam terhadap Pardal Sukadal (nama mantan atasannya yang disamarkan).
Jauh sebelum Pardal Sukadal menggantikan pimpinan yang lama, Rosa bersama para pemimpin teras memperbaiki kinerja dan tata kelola perkantoran, sehingga mendapat pujian dari kantor pusat.Â
Tata laksana seluruh bagian terprogram dengan baik sesuai  sistem yang dikehendaki kantor pusat.  Bahkan panduan kerja (SOP) dapat disusun dan menjadi contoh kantor cabang lain di berbagai wilayah di Indonesia.
Semangat kerja yang tak mengenal lelah terjadi karena  pemimpin lama membangun sinergi yang baik dengan semua pegawai, mengedepankan konsep keterbukaan di segala bidang, musyawarah, dan kerja sama terjalin untuk pencapaian kinerja yang lebih baik.Â
Selama sepuluh tahun pola kerja ini berjalan, sehingga seluruh pegawai  bekerja dengan nyaman, aman, dan damai. Distribusi tenaga dilakukan sesuai dengan tugas dan fungsi  masing-masing pegawai. Kerja tambahan diberikan agar kesejahteraan merata.
Suasana menjadi berbeda ketika terjadi pergantian pimpinan. Pardal Sukadal tak peduli dengan kebijakan dan program kerja pimpinan lama. Semua bawahannya dianggap sebagai "pegawai saya".Â
Pelan-pelan semua pejabat teras diganti, kecuali Rosa. Meskipun begitu, Rosa hanya dijadikan boneka. Ia tak pernah dimintai pertimbangan soal kebijakan strategis yang akan diterapkan.