Mohon tunggu...
Herry Mardianto
Herry Mardianto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Suka berpetualang di dunia penulisan

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Orang Asing Itu...

18 Maret 2023   16:23 Diperbarui: 18 Maret 2023   16:46 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pencuri Waktu (Wara Anindyah)/Foto: Hermard

Muak juga menyaksikan ada orang asing mencak-mencak gara-gara suara kokok ayam di pagi hari.
Memangnya apa salahnya ayam? Dia hanya mengikuti naluri untuk berkokok. Dia tidak merekayasa keadaan. Tidak memanipulasi suaranya yang kadang keras, serak-serak basah, dan berkepanjangan.

"Memang sontoloyo itu orang asing! Enak saja mau ngatur-ngatur. Emang ini kampung nenek moyangmu?"

"Sabar, mungkin saja suasna hatinya sedang tidak enak," nasihat suara hatiku.

"Asem kecut! Aku saja takut kalau melihat aparat keamanan. E, mereka malah seenaknya membentak-bentak aparat kepolisian yang tengah mengadakan operasi ketertiban lalu lintas. Ini sangat menyinggung perasaan!" jelasku dengan nada tinggi.

"Kalau yang ini sungguh keterlaluan. Mereka seenaknya melanggar aturan. Tak pakai helm. Tak mau disalahkan," ujar suara hatiku mulai memahami pikiranku.

Aku benar-benar gusar menyaksikan kelakuan orang asing yang semau gue. Apakah tidak mungkin kantor imigrasi mengusir orang asing yang tingkah lakunya sudah meresahkan masyarakat lokal? 

Seharusnya kantor imigrasi tidak hanya mengecek persyaratan administrasi, tetapi juga memantau kelakuan orang asing. Setidaknya kalau melanggar undang-undang nomor 16 tahun 2011, khususnya pasal 75, ya disuruh hengkang saja! Toh ada tim pengawasan orang asing!

"Hahaha, jangan sok tahu! Aku mendengar kalau Kementerian Luar Negeri tak bisa gegabah memutuskan persoalan ini. Ada pertimbangan lain agar tidak mengganggu hubungan diplomatik," ujar suara hatiku tenang.

Aku hanya mengelus dada, meskipun ada amarah yang tak dapat kusembunyikan. Terlebih kalau mengingat cerita Irine bahwa ada sekelompok orang asing kaya dan tajir sering menggelar acara-acara private di tempat-tempat eksklusif, di pantai terpencil, ditemani beberapa wanita berkulit sawo matang.

**

"Mas, bangun Mas. Siang-siang kok mengigau," samar-samar aku mendengar suara ibu negara Omah Ampiran  membangunkanku.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun