Mohon tunggu...
Herry Mardianto
Herry Mardianto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Suka berpetualang di dunia penulisan

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Memaknai Hidup di Warung Soto Kadipiro

24 Januari 2023   12:22 Diperbarui: 24 Januari 2023   17:27 778
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Soto Kadipiro dengan aneka lauk tambahan/Foto: Hermard

Bagi yang pertama kali ingin mencicipi soto Kadipiro original, dijamin tak mudah menemukan warung soto Kadipiro  asli karena semua warung soto di seputar SPBU Kadipiro, Jalan Wates, memasang papan nama yang sama: Warung Soto Kadipiro. Kalau begitu,  mana soto Kadipiro  asli yang legendaris itu?

Secara kasat mata, warung soto legendaris rintisan Tahir Karto Wijoyo   terlihat sederhana dengan papan nama tak mencolok mata, penampakkannya terkesan sebagai warung ndeso. Satu-satunya  hal  mencolok adalah warna hijau tosca  yang melumuri bagian depan warung.

Nikmat manalagi yang bisa didustakan?/Foto: Hermard
Nikmat manalagi yang bisa didustakan?/Foto: Hermard
Warung ini terletak di timur SPBU Kadipiro. Jika dari arah perempatan Wirobrajan, ada di sisi kanan jalan. Tepatnya di Jalan Wates No. 33, Yogyakarta. Sejak pagi (warung buka mulai pukul 07.30),   satu per satu kendaraan pelanggan  terlihat mulai memenuhi lahan parkir di depan dan samping warung.

Soto Kadipiro dirintis sejak tahun 1921 dengan soto pikul keliling  Karto Wijoyo.  Mulai tahun 1928 berjualan di bawah tenda di Kadipiro. Banyak pelanggan  datang karena ketagihan  rasa gurih kuah soto dari kaldu ayam kampung.

Menikmati soto Kadipiro/Foto: Hermard
Menikmati soto Kadipiro/Foto: Hermard
Kebersahajaan warung ini juga tampak pada sajian sotonya dengan kuah bening berwarna kekuningan. Kuah sotonya tidak diracik memakai banyak rempah, tidak  diberi tambahan susu atau santan. Bumbu dasarnya  hanya rempah-rempah sederhana:  serai, jahe, kunyit, dan laos.

Soto Kadipiro dengan aneka lauk tambahan/Foto: Hermard
Soto Kadipiro dengan aneka lauk tambahan/Foto: Hermard
"Kuahnya segar, gurih, tidak pekat. Cocok disantap dengan sambal dan perkedel," jelas Rita di sela menikmati makan siang bersama suami dan keponakan.

Kuah soto terasa nendang karena berasal dari kaldu ayam kampung muda. Setiap mangkuk soto dilengkapi suwiran daging ayam, taburan bawang goreng, potongan daun bawang dan seledri. Pelanggan bebas memilih lauk tambahan lain berupa sayap, paha, kepala, ati ampela, dada, tepong ayam kampung, tahu tempe bacem, dan sate telur puyuh. Minuman ada berbagai soft drink, jeruk, teh, dan sarsaparila.

Menyiapkan pesanan/Foto: Hermard
Menyiapkan pesanan/Foto: Hermard
Pelanggan bisa memilih tempat duduk di meja biasa atau  duduk di bangku panjang langsung menyaksikan  bagaimana soto diracik sebelum diantarkan ke meja pelanggan. Sensasinya  tentu berbeda karena bisa memilih lauk tambahan langsung dari baskom besar, menikmati aroma sedap kuah soto dari kuali besar, dan menyaksikan kepiawaian  "orang dapur" meracik soto. Pelanggan seakan menyaksikan acara live show pelayanan warung soto Kadipiro.

Kamulyaning urip iku dumunung ana tentreming ati/Foto: Hermard
Kamulyaning urip iku dumunung ana tentreming ati/Foto: Hermard
Keluarga besar Karto Wijoyo merupakan keluarga Jawa sederhana dengan hidup tidak mengutamakan materi. Hal ini tercermin dari tulisan aksara Jawa di atas almari kuno: Kamulyaning urip iku dumunung ana tentreming ati---kemuliaan hidup bersumber dari ketenteraman hati.

Kedamaian di Warung Soto Kadipiro/Foto: Hermard
Kedamaian di Warung Soto Kadipiro/Foto: Hermard
Mari menikmati semangkuk soto sambil merenungi hakikat hidup yang sebenarnya....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun