Jika ada yang bertanya mengenai apa itu kreativitas, tentu kita bisa memberi jawaban sederhana bahwa kreativitas merupakan kemampuan seseorang dalam menciptakan hal-hal  baru--baik secara orisinalitas maupun sekadar mengubah sesuatu yang sudah ada sebelumnya.
Saat Andien dan Inul Daratista pada malam penganugerahaan Panasonic Award melantunkan lagu "Benang Biru" dalam irama jazz, tentu ini sesuatu yang "baru" setidaknya dalam aransemen maupun cara bernyanyi, jauh dari cengkok dan irama ndangdut seperti kalau lagu itu dibawakan Hamdan ATT. Ini merupakan sebuah kreativitas dalam takaran  sederhana.
Pada tataran  rada rumit, pengertian kreativitas dapat didefinisikan dari sisi pribadi, pendorong, proses, maupun produk. Dari sisi pribadi, kreativitas merupakan suatu tindakan, muncul dari keadaan pribadi yang unik dan khas, sebagai tanggapan terhadap lingkungannya. Setiap pribadi  unik  memiliki cara pandang dan tanggapan  berbeda-beda terhadap lingkungan sekitarnya.Â
Orang kreatif  memiiki kepribadian terbuka, mudah menerima perubahan-perubahan, dan selalu ingin mencoba hal-hal  baru.
Pribadi kreatif dituntut  memiliki wawasan luas dan selalu berpikir keras dalam menciptakan sesuatu.
Dari segi produk, kreativitas dipandang sebagai terciptanya sebuah karya baru yang menunjukkan komposisi baru dan nilai-nilai baru, tidak sekadar lahir dari epigonisme.
Dalam kehidupan keseharian, kita  diharapkan bisa berbuat kreatif agar imajinasi berkembang dengan baik dan mempunyai pikiran positif. Menurut Niels Amstrong, kreativitas  meliputi tujuh kemampuan dasar (seven kinds of smart), yaitu kemampuan verbal/linguistis , spasial,  musikal, kinestetis-tubuh, intrapersonal , dan interpersonal.
Kemampuan verbal/linguistis salah satunya tercermin dalam kemampuan menulis. Secara garis besar menulis dapat dilakukann secara ilmiah (factual writing) maupun secara non-ilmiah (imaginative writing). Masing-masing ragam tulisan tersebut memiliki tatanan dan bentuk pengungkapan  bereda-beda. Meskipun sesama karya dalam ragam imaginative writing, tetapi karya prosa (cerpen, misalnya) memiliki tatanan dan bentuk pengungkapan serta struktur yang berbeda dengan karya puisi. Â
Layak disadari bahwa puisi, cerpen, makalah, esai, pada dasarnya adalah sebuah karangan yang di dalamnya harus terkandung unsur-unsur  pembangun karya tulis.
Menurut Irving Rosenthal dan Morton Yarmoon, sebuah karya tulis memiliki unsur-unsur: ide/gagasan/buah pikiran, penulis, dan sarana pemuatan karya tulis (media penerbitan). Ide bisa muncul dari hasil pengamatan, pembacaan, pengalaman, penelitian, dan beragam kegiatan lain.
Di sisi lain, penulis harus memiliki modal suka membaca "teks kehidupan", memiliki daya kreatif dan daya imajinatif. Hal penting lain berkaitan dengan media penerbitan, penulis mengetahui karakteristik media, segmen pembaca yang dituju, dan yang ingin dicapai media tersebut.