Mohon tunggu...
Herry Mardianto
Herry Mardianto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Suka berpetualang di dunia penulisan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mencintai Bahasa Indonesia

5 Desember 2022   06:07 Diperbarui: 5 Desember 2022   06:10 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kita seperti kebakaran jenggot saat Malaysia mengajukan usul bahasa Melayu menjadi bahasa kedua untuk wilayah ASEAN.  Di sisi lain, dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2019 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan,  salah satu pasalnya  memuat cita-cita luhur bangsa Indonesia menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional. Lembaga bahasa memberikan alasan-alasan masuk akal mengenai kemungkinan bahasa Indonesia bisa berterima sebagai bahasa internasional.

Persoalan kebahasaan selalu  dikaitkan dengan momentum peristiwa bersejarah Soempah Pemoeda 1928 dengan tekad menjunjung tinggi bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Upaya ini terus dilakukan dengan kehendak menaikkan gengsi bahasa Indonesia.  

Berbagai instansi pemerintah, perguruan tinggi, wisma bahasa, lembaga bahasa, dan  komunitas yang tergerak  membela keberadaan bahasa Indonesia, melaksanakan beragam program agar masyarakat mampu berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. 

Jalan yang ditempuh dengan menerbitkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2019, melaksanakan kegiatan Gerakan Cinta Bahasa Indonesia (GCBI), Penyuluhan Bahasa dan Sastra Imdonesia, Pemilihan Duta Bahasa, Penghargaan Bahasa dan Sastra,  Uji Kemahiran Berbahasa  Indonesia, penerbitan buku pedoman, dan berbagai lomba kebahasaan/kesastraan.

Meskipun demikian,  kenyataannya sampai hari ini bahasa Indonesia masih terasa asing di negeri sendiri.  Papan nama tempat usaha di sepanjang jalan protokol di kota-kota besar, nama hotel, dijejali dengan penggunaan bahasa asing, misalnya Grand Quality Hotel, Omah Pari Boutique, Hyatt Regency, Crystal Lotus Hotel. 

Bahkan ada hotel berbintang yang seluruh papan petunjuknya menggunakan bahasa asing, meskipun kebanyakan tamunya adalah orang Indonesia.
Bukan rahasia lagi bahwa penggunaan bahasa asing dipilih karena mampu menaikkan gengsi dan medatangkan keuntungan.  

Warung makan/kafe menulis daftar menu dengan bahasa asing, meskipun bahan dasar sajiannya hanya berupa ubi, pisang, atau kentang goreng. Ini dilakukan karena harga french fries, banana fritter  lebih mahal dibandingkan kentang goreng atau pisang goreng. Kalau harga Kopi Hitam 2.5 K, maka Black Coffee 25 K, Es Teh 2.5 K (Java Tea 25 K), Brondong Manis 5 K (Popcorn Caramel 50 K), Nasi Pecel 10 K (Java Vegetarian 50 K). Ini juga menjadi alasan mengapa nama apartemen, perumahan, tempat usaha, menggunakan nama dengan bahasa asing. 

Di berbagai pelosok desa pun orang sudah akrab dengan kata loundry, cafe, barber shop, catering, tailor, bakery, dsb.
Di tempat umum lainnya, seperti pasar tradisional, rumah sakit/puskesmas, tempat wisata, sekolah, bahkan dalam persuratan resmi, masih banyak kesalahan berbahasa yang dapat kita temui. 

Mengapa kesalahan berbahasa itu masih saja terjadi?  Konon katanya bahasa Indonesia merupakan sesuatu yang remeh-temeh, sipil, karena sudah dipelajari sejak kanak-kanak sampai perguruan tinggi.  

Banyak mahasiswa jurusan bahasa Indonesia kemudian merasa rendah diri karena kalah "pamor" dibandingkan dengan mahasiswa  jurusan bahasa Inggris, Perancis, Cina, dan bahasa asing lainnya.

Sampai hari ini masyarakat masih bingung dalam memaknai kata kita, kami, kalian.  Tak paham mana penulisan yang benar: nafas atau napas, produktifitas atau produktivitas, kreatifitas atau kreativitas, lobang atau lubang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun