Mohon tunggu...
Herry Dim
Herry Dim Mohon Tunggu... Seniman - Pekerja seni, penulis seni/kebudayaan, dan lingkungan hidup

Pekerja seni, lukis, drama, tata panggung teater, menciptakan wayang motekar. Pernah menulis di berbagai media serta berupa buku, aktif juga dalam gerakan-gerakan lingkungan hidup dan pertanian. Kini menjadi bagian dari organisasi Odesa Indonesia, dan sedang belajar lagi menulis.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Kisah Empat Pelukis Mencari Kebenaran

11 Desember 2021   11:28 Diperbarui: 11 Desember 2021   11:41 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di penghujung pembicaraan mereka barulah sang raja berkata, "Kisanak, berkenankah datang ke Caraka Galur?"

Lelaki kumal berpaling dan balik bertanya, "ada apakah gerangan?"

"Ada persoalan yang sangat rumit dan perlu ditimbang dengan seadil-adilnya, hemat saya, kisanak akan mampu memberikan timbangan," jawab sang raja yang kemudian ditambah dengan penjelasan ringkasnya.

Lelaki itu pun tertawa kemudian berkata, "bukankah itu urusan para bijak, saya ini hanya gelandangan yang ke sana ke mari tanpa tujuan, bagaimana mungkin orang seperti saya bisa memberikan pertimbangan."

"Saya mendengar dan menyimak pembicaraan kisanak," tungkas sang raja.

"Ya, tapi tadi itu obrolan biasa, hanya sekitar harga beras ketan, tentang kehidupan, tentang huma dan sawah. Tentang burung-burung yang bebas, ternak, dan kegirangan anak-anak. Semuanya tidak ada hubungan dengan kehendak saudara. Dan... saudara sendiri ini siapa sehingga mengajak saya untuk ke sana?"

"Tentang siapa saya, nanti jika kisanak berkenan akan saya jelaskan sambil jalan," kata sang raja.

"Ah, hidup saya kan bergantung kepada ke mana angin membawa arah, apa salahnya jika arah itu menentukan bertambahnya kawan," ujar lelaki kumal menyetujui ajakan sang raja.

**

ALKISAH, sejak di perjalanan sang raja memperkenalkan diri yang sebenarnya, menyampaikan riwayat kejadian di Caraka Galur selengkapnya, untuk kemudian meminta kepada si lelaki kumal agar memecahkan persoalannya.

Si lelaki kumal tertawa terbahak-bahak, namun terasa nadanya bukanlah menertawakan sang raja melainkan seperti menertawakan dirinya sendiri. Sang raja agak heran juga, mengingat di tengah kebingungan, teman barunya ini malah tertawa terbahak-bahak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun