Mohon tunggu...
Herri Mulyono
Herri Mulyono Mohon Tunggu... Dosen - Dosen di Perguruan Tinggi Swasta Jakarta

Bercita-cita menjadi pribadi sejati yang bermanfaat bagi diri dan orang lain. Website: http://www.pojokbahasa.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menjaga Keselamatan Anak dari Unggahan Orangtua di Media Sosial

23 Juli 2019   08:52 Diperbarui: 23 Juli 2019   14:16 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Muslim Obsession

Dalam perjalanan ke kantor pagi ini saya ditemani oleh diskusi santai di salah satu stasiun radio di Jakarta. Melalui lalu lintas yang senggang dijalanan ibu kota, saya menikmati percakapan yang diselingi canda penyiar radio dengan para pendengarnya. Topiknya pun menarik buat saya: 'Apakah anda termasuk yang sering/ tidak sering mengunggah foto anak di sosial media?' 

Saya menikmati alur percakapan santai dan diskusi ringan itu. Sampai, ketika salah satu penyiar, mas Bayu, berbagi cerita bagaimana teman-teman istrinya tiba-tiba berkunjung ke rumahnya setelah unggahan foto anaknya yang baru lahir. Teliti demi teliti ternyata unggahan tersebut tampil disalah satu media sosial yang men-tag alamat rumahnya. Wal hasil teman-teman instrinya tersebut dapat mengenali dimana si anak berada.

Pendengar radio yang lain juga berbagi bagaimana dia mengunggah dan strategi menarasikan foto di sosial media. Termasuk juga bagaimana dia menjaga bagaimana identitas si anak di sosial media.

Cerita menariknya adalah ketika penyiar radio tersebut mendatangkan bintang tamu yang juga artis terkenal, Raisa. Sudah mahfum diantara kita bahwa Raisa adalah sosok ibu yang sangat protektif dan benar-benar menjaga privasi anaknya. Lebih detail pembaca dapat membaca cerita-cerita tentang bagaimana Raisa menjaga privasi anaknya di banyak media massa.

Mendengarkan diskusi tentang seberapa sering orang tua mengunggah foto-foto anaknya dengan beragam caption dan tag menyegarkan kembali kesadaran saya tentang menjaga privasi, atau yang lebih penting keselamatan anak dari tangan-tangan orang jahat.

Saya yakin, orangtua-orangtua yang mengunggah foto-foto anaknya tidak ada yang memiliki niatan buruk, kecuali ingin berbagi kebahagiaan, mengenalkan anak-anaknya yang cantik, tampan dan imut, atau menampilkan sisi kesuksesan anak-anaknya di sekolah atau beragam event.

Tapi, kemudian orangtua juga harus sadar dan waspada bahwa sosial media ini merupakan komunitas tanpa batas, dengan ragam individu yang sangat beraneka ragam. Di Facebook misalnya, saya yakin dari 5000 orang teman yang kita miliki, kurang dari 10% yang berinteraksi dengan kita, atau mungkin kuran dari 5% saya yang benar-benar kita kenali. Selebihnya, teman-teman virtual, dan teman-dari teman virtual yang kita tidak pernah tahu dan tidak pernah bisa kontrol pikiran dan prilaku mereka.

Kita sudah sering kali mendengar bahwa banyak target-target penculikan anak dan pedofilia dengan monitor di social media. Juga dalam konteks spiritual keagamaan, seringkali kebahagiaan orang tua atas anak ditanggapi dengan rasa iri dan dengki dari pengamat sosial media. Wal hasil timbulah penyakit ain pada anak. Pembaca dapat memahami lebih jauh tentang ain ini di link ini.

Jikalau pembaca tetap ingin mengunggah foto anak sebagai sarana berbagi kebahagiaan, pastikan saja tidak berlebihan. Dan yang paling penting, hilangkan identitas-identitas yang melekat/ mencirikan/ mengenali nama dan posisi anak dari tag-tag, caption, gambar-gambar background dan lainnya. Atau pembaca dapat mem-blur atribut-atribut terkait.

Semoga niat kita berbagi kebahagiaan tetap pada tujuannya, dan terhindar dari ancaman keselamatan pada anak-anak kita.

Amiin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun