Mohon tunggu...
Herri Mulyono
Herri Mulyono Mohon Tunggu... Dosen - Dosen di Perguruan Tinggi Swasta Jakarta

Bercita-cita menjadi pribadi sejati yang bermanfaat bagi diri dan orang lain. Website: http://www.pojokbahasa.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Azra Digigit Harimau

29 Juni 2019   13:53 Diperbarui: 29 Juni 2019   14:00 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

'Aduuuh,... sakiiit,' jerit Azra. Matanya dikejamkan erat-erat, .. menahan rasa sakit. Disela-sela itu, air matanya berjatuhan, satu demi satu, dua demi dua, dan akhirnya mengalir. 'Itu' nya Azra sakit, Bunda, erang Azra

Azra jarang sekali menangis, dan air mata yang mengalir itu genuin, ekspresi rasa sakit yang dia tahan. Bukan genuin spare part produk motor.

Kata Fariz, Azra habis di gigit harimau. Harimau yang meng-aauuuummm, aauuuuummm.... geram dan ganas. Digigit harimau mengaung aung ....mengaung aung... haauuuuungnggg

Azra masih menangis, air matanya masih menitis, ... menahan sakit di 'itu' nya.. ga tega juga.

Pagi kemarin, Azra didatangi pak Mantri, inget ya Mantri, bukan Mantri. Jadi, tidak ada pengawalan khusus, atau steril wilayah.

Pak mantri datang dengan back-pack. Tapi bukan untuk pergi camping, atau bahkan naik gunung. Bukan juga back-pack Dora yang isinya peta. Apalagi pak mantri datang dengan sepeda motor metic Yamaha warna putih. Ga mungkin metic bisa naik gunung, kan?

Pak Mantri mengeluarkan alat elektrik, tapi bukan pulsa. Ini alat, dengan batang metal dua kutup. Di tengahnya keluar percikan-percikan api... seperti kilat kalau dilangit. Tapi listrikya bukan untuk las besi. Listrikya buat laser, kata pak mantri. Laser potong tepatnya. Bunyi nya zzzztttt ... zzzzttttt gitu.

Batang metal dua kutup beraliran listrik itu didekatkan ke 'itu' nya Azra. Bbbbbzzzztttt sekali tabas si kuncup jatuh. Terputus dari rumahnya, tapi tidak mekar. Karena kuncup itu memang bukan bunga yang mekar. Karena bukan bunga, maka tebasan batang metal itu berbau seperti kulit terbakar. Maaf, bukan 'seperti', tapi memang kulit yang terbakar.

Azra ketawa, katanya tidak terasa. Proses penggalan kuncup 'itu' nya seperti digigit semut aja. Walau seperti gigitan sepuluh semut, tapi tetap ga sakit... kata dia. Apalagi ketika si kuncup ditebas, dia lagi asik ML. Bukan ML yang itu, .. itu mah buat kita. ML nya Azra itu Mobile Legend yang populer.

Setelah satu jam pak mantri pulang, Azra mulai meringis. Mulai sakit di 'itu' nya. Padahal pak Mantri sudah ingatkan, satu jam lagi bius hilang. Jadilah Azra ketar ketir.

Betul kata Fariz, Aza menyela, proses potong 'itu' nya kaya digigit harimau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun