Mohon tunggu...
Heri Setyawan
Heri Setyawan Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa Psikologi USM

Psikologi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bermimpi adalah Hak Setiap Orang, Termasuk Anak Jalanan

11 Juni 2019   11:50 Diperbarui: 12 Juni 2019   14:47 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seperti manusia yang lain, kita tidak memiliki kemampuan untuk memilih dilahirkan dari keluarga seperti apa dan dengan keadaan bagaimana. Begitulah hukumnya, kita harus menerima dan mensyukuri apapun kondisi yang Tuhan berikan untuk kita.

Jika hari ini kita bisa bangun dengan tenang tanpa khawatir harus makan apa untuk sarapan bahkan  ketika semua sudah siap di meja makan, maka segeralah ucap syukur kepada Tuhan. Sebab tanpa kita sadari, disekitar kita masih banyak anak-anak yang bangun dengan kelaparan, namun ia harus bekerja terlebih dahulu untuk membeli makanan. 

Begitulah kehidupan yang dialami anak Jalanan, mereka menggantungkan nasibnya pada jalanan, mengais rejeki di jalanan dengan cara yang mereka mampu, seperti menjual Koran, mengamen, bahkan meminta-minta langsung pada kita pengguna jalanan. Lalu atas hidupnya yang keras itu, masihkah kita berhak mengumpat mereka dengan kata-kata kasar dan menyumpahi mereka dengan hal-hal buruk?. 

Memang seringkali mereka meminta dengan sedikit memaksa, mereka tampil dengan baju kumuh, rambut gimbal, dan kulit penuh panu, apa itu yang mereka mau? Tentu saja tidak. Andaikan mereka diberi kesempatan untuk mampu merawat diri dengan baik, pastilah mereka sama seperti kita, sayangnya mereka lebih memilih membeli makanan untuk bertahan hidup dibandingkan sekadar membeli baju baru agar mampu dimanusiakan oleh kita. 

Sedangkan kita yang diberikan hidup lebih baik, merasa berhak memandang mereka sebelah mata, padahal mereka sama seperti adik-adik kita yang dirumah, berhak menempuh pendidikan yang layak, berhak mendapatkan ketenangan dalam hidupnya, dan berhak memiliki cita-cita yang tinggi.

 Jika ditinjau melalui kacamata Psikologi Behaviorisme, milik Skinner mengenai perilaku manusia yang dibentuk dari adanya penguatan (Reinforcment) dan hukuman (punishment) terbentuknya perilaku mereka adalah hasil dari kumpulan trial yang tanpa disadari. 

Pemaknaan trial ini adalah kehidupan yang mereka jalani selama ini, kebiasaan mereka untuk hidup dijalanan dibentuk sejak kecil oleh orang tua dan melalui penguatan-penguatan dari orang tua, mereka terbiasa untuk menjalani kerasnya kehidupan dijalanan tanpa merasa jalan mereka salah. 

Suatu hari seorang anak jalanan yang setiap harinya mengemis menceritakan dengan bangga pada saya,begini yang ia katakana "Jika saya bisa mengumpulkan uang banyak maka ketika hari raya nanti, ibu akan membelikan apa saja yang saya mau".

 Bentuk Reinforcment negative tersebut sangat mengena bagi anak-anak yang selama ini hidup dalam belenggu kemiskinan, ketika ia diberikan sebuah penguatan seperti itu maka ia akan lebih giat untuk mencari receh-receh demi sebuah harapan yang ia terima. Dengan resiko mendapatkan punishment berupa cacian, bentakan, dan wajah jijik dari kita yang ada di sekitarnya. 

Ia rela tetap mengemis, karena perilaku yang terbentuk dalam dirinya lebih didominasi oleh sebuah keinginan memperoleh hadiah di hari raya. Jika sudah begini, lalu siapa yang bertanggung jawab? Apakah orangtua mereka yang ternyata nasibnya sejak kecil tak jauh beda dari mereka? 

Sayangnya rantai ini terus berlanjut dan entah sampai kapan mampu berhenti, sebab sebagian dari anak yang hidup dijalanan memiliki konsep diri yang menyatakan bahwa mereka hanya mampu melakukan hal-hal yang selama ini mereka lakukan dijalanan, mereka enggan dididik maupun dilatih demi keahlian yang mampu membuat hidup mereka menjadi lebih baik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun