Mohon tunggu...
Roni Bani
Roni Bani Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

SD Inpres Nekmese Amarasi Selatan Kab Kupang NTT. Suka membaca dan menulis seturut kenikmatan rasa. Menulis puisi sebisanya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Nakes Kabupaten Kupang di Antara Tugas Kemanusiaan dan Ganjarannya

26 Mei 2023   11:57 Diperbarui: 26 Mei 2023   12:05 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: https://kupang.tribunnews.com/

Berkunjung ke fasilitas kesehatan yang disediakan Pemerintah Kabupaten Kupang untuk membezuk pasien merupakan suatu hal yang membuat keluarga pasien dan pasien itu sendiri secara psikologis mendapat perhatian. Pasien akan merasa tidak sendirian. Ia ditemani anggota keluarga, bahkan tetangga dan kerabat pun rindu melihat kondisi terakhir, berdoa bersama untuk mendapatkan kesembuhan dan pemulihan. Ini suatu hal yang sifatnya normal-normal saja.

PA tidak selalu membezuk pasien, anggota keluarga yang sakit dan menjalani rawat inap, tetapi beberapa hari ini PA ikut dalam satu tim kecil mengantar tetangga yang jatuh sakit. Ia pingsan di emper belakang rumah mereka ketika semua anggota keluarganya sedang tertidur pulas. Maklum, saat itu tengah malam di mana banyak orang sedang tertidur, sementara ada yang butuh untuk keluar dari kamar tidur menuju kamar kecil. Kamar kecil bagi umumnya orang di pedesaan, selalu terletak di belakang rumah.

Anggota keluarga yang menuju kamar kecil ini, jatuh lalu pingsan. Ia seorang bapak yang umurnya telah berada di atas 70 tahun. Ia sudah sering sakit, dan berobat jalan atau pemeriksaan rutin di Puskesmas terdekat. Malam itu, ia jatuh lalu pingsan. Isterinya membangunkan anak-anak mereka, lalu ada di antara anak-anak itu membangunkan kami, tetangga mereka.

Dalam waktu kurang dari 1 jam, kami pun siap mengantar orang tua yang jatuh lalu pingsan ini ke Puskesmas terdekat. Pikap yang kami tumpangi lancar tiba di Puskesmas. Petugas di puskesmas yakni tenaga kesehatan (nakes) yang menjadi piket menerima kami dan terutama pasien. Mereka memberikan penanganan sesuai prosedur yang sudah dalam pengetahuan dan keahlian mereka.

Pukul 05.00 WITa pikap yang kami tumpangi pulang. Selanjutnya pasien dan anggota keluarga menunggu untuk mendapatkan kepastian dari salah satu rumah sakit yang dihubungi untuk merujuk pasien. Akhirnya, rumah sakit milik Pemerintah Kabupaten Kupang yang dituju. Rumah sakit ini berada di kawasan ibukota Kabupaten Kupang, Oelamasi. Rumah Sakit Naibonat, begitulah nama rumah sakit ini.

Dalam pada itu kami berkunjung (membezuk), dan terdengarlah desas-desus tentang honor dan gaji para nakes yang lambat dibayarkan. Entahlah siapa yang harus dijadikan kambing hitam dalam hal ini.

Menurut cerita para nakes yang curhat-curhatan itu, terutama para dokter PTT, hal keterlambatan gaji sudah sesuatu yang biasa di Kabupaten Kupang. 

Terdengar seorang nakes berkata, "rata-rata su malas untuk menuntut karna sama saja, apalagi dokter senior dong.
Ini su lagu lama Jadi rata-rata cari sampingan usaha sa. Biar ada pemasukan lain." 
Demikian yang terdengar dalam bahasa Melayu Kupang.

Jika nakes di Rumah Sakit Umum daerah milik Pemerintah Kabupaten Kupang merasakan hal seperti itu, bagaimana pula dengan mereka yang bertugas di Puskesmas dan Pustu? Apakah atas nama kemanusiaan  mereka bekerja melayani masyarakat tanpa "ganjaran" pada waktunya itu merupakan hal biasa saja? Gaji dan honor tentulah merupakan hal yang ditunggu-tunggu oleh para nakes. Di antara mereka mungkin ada yang justru menjadi tulang punggung keluarga, harapan untuk mendapatkan pelancar pembiayaan, terlebih mereka yang disebut dokter PTT. Mereka para dokter PTT rerata masih melajang, bujang, sehingga mereka membutuhkan pembiayaan pada diri mereka tanpa bergantung pada orang tua.

Jika para dokter PTT yang bertugas di puskesmas-puskesman dalam wilayah Kabupaten Kupang yang topografinya sudah dalam pengetahuan umum, tidak semua tempat mudah dijangkau dengan kendaraan roda empat. Wilayah Amfoang Raya  pada umumnya selalu akan menjadi sasaran "keluhan" bila bertugas di sana sebagai ASN, Honorer, dan lain-lain termasuk para dokter PTT. Tempat-tempat terjauh di dalam Kabupaten Kupang seperti Pulau Semau, Kupang Barat, Amarasi Timur, Amarasi Selatan, Am'Abi Oefeto Timur pun sering dikeluhkan walau intensitasnya mungkin tidak seberapa besarnya seperti wilayah Amfoang Raya. Bagaimana membiayai hidup di tempat seperti itu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun