Leluhur kami menamai rumah adat ini demikian, dan sebagai generasi pelanjut yang memelihara budaya lokal kami berkewajiban menyalurkan pengetahuan pada komunitas dan publik. Maka, menulis di blog ini menjadi salah satu caranya. Suatu waktu ketika produk aplikasi WhatsApp muncul, kami membentuk Komunitas Menulis NTT, dan sempat menerbitkan satu buku berjudul Nyanyian Rindu yang diambil dari judul artikel yang saya tulis.Â
Kebiasaan menulis di blog saya lanjutkan pada produk aplikasi blog yang berikut yakni wordpress. Kali ini saya beri nama Roni's Blog [di sini]. Pada blog ini saya isi dengan esai-esai pendidikan dan puisi. Saya selalu berpikir bahwa blog merupakan bank tulisan. Di sini saya menyimpan/menabung untuk kelak ditarik, dan melalui proses tertentu akan sampai pada menerbitkan buku.
Saya bersyukur dapat bertemu dengan beberapa sahabat guru penulis di luar NTT yang mengajak untuk terus menulis, menulis dan berbagi, serta menerbitkan buku. Sejak itu saya mempunyai kebiasaan membagikan buku. Pada acara-acara resepsi pernikahan, ketika menyerahkan buku saya selalu berpesan agar buku menjadi bagian penting dari keluarga-keluarga.Â
Bila dalam satu acara resepsi pernikahan setiap tamu yang hadir membawa 1 buku saja, maka keluarga baru ini akan segera memiliki perpustakaan kecil di rumah mereka. Berapa banyak yang melakukan? Tidak ada... haha... rasanya sia-sia tapi saya tetap senang melakukannya.
Penutup
Keluar dari kebiasaan untuk memasuki suatu kebiasaan baru butuh kerja keras dan kecerdasan untuk selalu dapat menyajikannya dalam wujud yang bernilai dan bermanfaat. Sikap penerimaan selalu bervariasi, maka inspirasi yang menyejukkan terus diperlihatkan dan diintegrasikan pada momentum yang tepat.
Semoga tulisan ini pun menjadi bagian yang menginspirasi. Terima kasih.
Koro'oto, 17 November 2022