Mohon tunggu...
Heronimus Bani
Heronimus Bani Mohon Tunggu... Guru

Menulis seturut kenikmatan rasa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Akh... Ribet juga Presensi Online ini

21 Februari 2025   09:03 Diperbarui: 21 Februari 2025   09:51 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tangkapan layar pada presensi online;

Dunia kerja mana pun menerapkan satu item penting, kehadiran pekerja tepat waktu. Maka, diciptakanlah model-model alat yang mengontrol kehadiran pekerja. Pada mulanya model yang paling mudah yakni membuat Daftar Hadir. Daftar hadir ini ditandatangani oleh setiap pekerja baik pada waktu maupun keluar.

Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dunia kerja berasumsi bahwa daftar hadir manual saja tidak dapat diandalkan untuk mengontrol pekerja. Lalu, bergeserlah model daftar hadir seperti: daftar hadir elektronik. Daftar hadir elektronik memungkinkan untuk dilakukan dengan tujuan meminimalisir kecurangan para pekerja ketika mengisinya. 

Apa saja jenis-jenis Daftar Hadir? Menurut Sumber ini:

  • Daftar Hadir (Presensi) Manual. Jenis ini menggunakan kertas dan rentan pada kesalahan serta manipulasi.
  • Daftar Hadir (Presensi) Elektronik. Jenis ini menggunakan pendekatan kartu identitas, sidik jari, dan kode akses. 
  • Daftar Hadir (Presensi) Online. Dalam era digital seperti sekarang ini, absen online semakin populer. Melalui aplikasi atau platform online, peserta dapat mencatat kehadiran mereka dengan mudah melalui perangkat mereka, seperti smartphone atau komputer. Absen online memudahkan pengelolaan kehadiran dalam skala besar dan meminimalisir kesalahan.

Dalam beberapa waktu terakhir ketika jaringan listrik dan internet merambah banyak tempat, banyak institusi/badan usaha menggeser daftar hadir manual ke model elektronik dan online. Mungkinkah dapat terimplementasi secara baik di tempat-tempat yang makin jauh dari akses internet?

Dapat saja presensi online itu diandalkan untuk mengontrol pekerj. Dalam hal ini untuk institusi satuan pendidikan di sana ada Guru dengan  PNS, P3K, Tenaga Kontrak Daerah, dan Honorer; serta Tenaga Kependidikan dalam status yang sama. Mereka semua dikontrol kehadiran pada jam kerja reguler melalui presensi online. Pada tempat (titik koordinat) yang memungkinkan kelancara, maka "bersukacitalah" mereka. Sebaliknya mereka yang berada di titik koordinat yang sering eror pada aliran listrik, jaringan internet, tentu kecemasan yang terjadi.

Mari kita lihat permasalahan memanfaatkan presensi online.Sumber

  • Keamanan teknologi tidak memadai: banyak sistem presensi online dapat saja menggunakan teknologi yang mungkin tidak dilengkapi dengan fitur keamanan canggih seperti enkripsi data, autentikasi multi-faktor, dan juga proteksi terhadap serangan siber. Tanpa adanya perlindungan ini, data pribadi yang tersimpan dalam sistem jadi lebih rentan dan mudah diakses oleh oknum yang tidak bertanggung jawab dan serangan siber.
  • Lemah dalam konfigurasi dan pengaturan sistem: ini menciptakan celah yang dapat dimanfaatkan oleh pihak yang tidak seharusnya bisa melihat data yang ada. Misalnya, pengaturan hak akses yang tidak tepat bisa memungkinkan pengguna yang tidak berhak mengakses informasi sensitif.
  • Manajemen data buruk: kesalahan dalam pengelolaan data, seperti penyimpanan data yang tidak aman atau kurangnya kontrol akses, dapat meningkatkan risiko kebocoran. Ketika data tidak terenkripsi atau disimpan di lokasi yang tidak aman akan sangat mudah diakses oleh pihak yang tidak berwenang.
  • Kurangnya pembaruan dan patching: jika Anda tidak rutin memperbaharui atau melakukan patching, maka Anda akan menjadi target empuk serangan siber. Dengan terus menunda pembaruan perangkat lunak, Anda sama saja mengabaikan masalah keamanan dan mempermudah jalur peretas untuk mengeksploitasi celah yang ada.

 Selain hal-hal di atas sebagai permasalahan, kita dapat melihat dan mengetahui manfaat presensi online. Sumber

  • Kehadiran Real-Time: Dengan Presensi Digital,  kehadiran guru (dapat saja dimanfaatkan pula untuk murid) dapat terpantau secara real-time. Informasi yang akurat dan cepat membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih baik.
  • Notifikasi Kehadiran:  Dengan fitur presensi digital guru akan menerima notifikasi secara otomatis terkait kehadirannya. Sehingga, ini memudahkan pihak terkait untuk selalu up-to-date tentang kehadiran.
  • Laporan Kehadiran: Selain itu, sistem ini menyediakan laporan kehadiran yang dapat diakses oleh guru dan pihak terkait. Informasi yang transparan membantu semua pihak terlibat untuk memahami pola kehadiran dan tingkat partisipasi.
  • Integrasi Mudah dan pemantauan jarak jauh: Fitur Presensi Digital terintegrasi dengan platform instansi di atasnya secara menyeluruh. Dengan demikian administrasi kehadiran terlacak secara efisien. Presensi Digital memungkinkan pemantauan kehadiran bahkan dalam pembelajaran jarak jauh. Ini mendukung kontinuitas kegiatan di Lokasi mengorbankan akurasi kehadiran.

Masalah dan kebermanfaatan ada pada model presensi mana pun. Mari cermati para guru di pelosok yang memanfaatkan presensi online. Mayoritas mengeluhkan pendekatan ini oleh karena berbagai faktor:

  • tanpa sosialisasi aplikasi sudah diluncurkan dan wajib segera memanfaatkannya, padahal 
  • pemanfaatan teknologi pada oknum guru berbeda. Pengetahuan dan ketrampilan yang minim, sehingga pendekatan yang demikian sering sekali meminta bantuan orang lain. Tengoklah Platform Merdeka Mengajar yang di dalamnya ada Pengelolaan Kinerja. Bukankah di antaranya ada yang memohon-mohon untuk dikerjakan oleh orang lain (saya juga)
  • Jaringan listrik dan jaringan internet menjadi masalah berikutnya.
  • Bila sudah mendapatkan/menginstal aplikasi itu di dalam android, ada masalah seperti: hadir di sekolah tetapi oleh Presensi Online dinyatakan WFH. Ada pula jawaban, belum waktunya, dan wajah tidak dikenal.

Kini, para pengguna presensi online ada dalam kecemasan.

Apakah ada solusinya? Para sahabat kompasianer dapat memberitahukannya pada kami melalui kolom komentar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun