Mohon tunggu...
Hermin KhoirrotulAinia
Hermin KhoirrotulAinia Mohon Tunggu... Jurnalis - MAHASISWA UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

Berjuang, Belajar, Bertaqwa😇

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Fenomena Masjid Tiban Malang

30 November 2019   20:50 Diperbarui: 30 November 2019   21:15 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Masjid Tiban ini sering disebut dengan Masjid Ajaib. Masjid merupakan masjid yang berada di Pondok Pesantren Salafiah Bihaaru Bahri Asali Fadlaailir Rahmah yang berada di Turen, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Nama dari Pondok Pesantren ini bermakna laut madu atau fadilah rahmat.

Masjid Ajaib yang sangat megah ini konon dibangun tanpa sepengetahuan warga sekitar. Mitosnya dibangun oleh jin dalam semalaman saja. Namun hal ini dibantah oleh salah satu orang dalam Pondok Pesantren tersebut bahwa masjid ini dibangun oleh santri dan jamaah dan bersifat transparan. 

Pondok Pesantren ini dibangun oleh KH. Ahmad Bahru Mafdlaluddin Shaleh Al-Mahdub Rahmat Alam (Romo Kyai Ahmad) pada tahun 1978. Pondok Pesantren atau masjid ini sudah mencapai 10 lantai dengan fungsi masing-masing. Lantai 1 hingga 4 digunakan untuk tempat kegiatan para santri, lantai 6 digunakan untuk ruangan keluarga, sedangkan lantai 5,7,8 terdapat beberapa toko sederhana yang dikelola oleh para santriwati untuk menjual makanan, sarung, sajadah, jilbab, tasbih, dan keperluan lainnya dengan harga yang sangat murah.

Tidak hanya unik, di dalam Ponpes ini terdapat kolam renang yang dilengkapi perahu untuk hiburan bagi wisatawan anak-anak. Selain itu, di Ponpes ini juga terdapat berbagai jenis binatang seperti burung, berbagai jenis ayam, kijang, kelinci, dan juga monyet.  

Pembangunan masjid ini dikerjakan oleh santri yang berjumlah kurang lebih 250 anak dan beberapa warga sekitar. Untuk pembangunannya juga tidak menggunakan alat berat dan modern. Hanya saja dengan alat-alat sederhana seadanya. Romo Kyai Ahmad sudah mulai membangun dengan material seadanya dulu. Seperti, adanya batu bata saja maka batu bata itu yang dikerjakan atau dipasang dengan adonan bangunan (luluh) dari pasir hitam ataupun tanah liat (lumpur/ledok).

Bangunan ini didesain oleh Romo Kyai Ahmad sendiri dengan hasil istikhorohnya, bukan didesain oleh seseorang yang belajar ilmu arsitektur perguruan tinggi. Maka dari itu, desainnya unik ada perpaduan Timor Tengah, China, dan Modern.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun