Mohon tunggu...
Herman Utomo
Herman Utomo Mohon Tunggu... Penulis - pensiunan

mencoba membangkitkan rasa menulis yang telah sekian lama tertidur... lewat sudut pandang kemanusiaan yang majemuk

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berdemo

31 Januari 2023   10:45 Diperbarui: 31 Januari 2023   10:48 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pexels-ditya-rafi-muttaqin-7375670

Demontrasi besar-besaran yang seringkali terjadi baik di negeri sendiri maupun di luar negeri tentunya masih ada yang membekas di benak kita. Entah yang menyangkut perlawanan suatu kebijakan atau menyangkut sebuah identitas. Entah itu yang menimbulkan jatuh korban atau yang membuat sengsara akan perjalanan kehidupan kaum minoritas. Seperti yang pernah terjadi beberapa tahun lalu di negeri ini.

Sekilas demonstrasi alias unjuk rasa adalah sebuah gerakan protes yang dilakukan sekumpulan orang di hadapan umum, baik itu yang berijin ataupun yang ilegal. Unjuk rasa biasanya dilakukan untuk menyatakan pendapat kelompok tertentu sebagai wujud ketidak puasan atau menentang kebijakan yang dilaksanakan suatu pihak yang lain. Bisa juga dapat  dilakukan sebagai sebuah upaya penekanan kelompok lain yang berlawanan.

Dan kalau kita ingat kejadian demostrasi yang pernah tertayang di semua media nasional maupun internasional, rasanya bisa membuat tensi naik dan darah mendesir. Kadangkala dari satu sudut pandangan pribadi, saya berpikir kenapa mesti untuk menyatakan ketidak setujuan sebuah pernyataan harus dengan mengumbar amarah ? Apakah tidak bisa bicara baik-baik dengan tata krama yang menjadi pakem dalam hidup bertunggal ika ?

Setiap manusia pasti mempunyai titik-titik kelemahan, disamping tentu saja ada kebihannya. Karena tidak ada manusia yang sempurna. Tetapi di sudut lain, saya juga berkata di dalam hati yang terdalam. Inilah realita yang harus dihadapi kita semua, khususnya buat semua yang memiliki dasar keimanan yang di atas rata-rata. Mungkin ada yang berkata, kenapa Tuhan nggak segera bertindak, kepada mereka yang berdemo dengan emosi yang membara dan menimbulkan banyak kerugian secara jasmani maupun secara rohani ?  

pexels-ensiha-digital-12027454
pexels-ensiha-digital-12027454

Di satu sisi yang lain, ketika orang-orang berkehendak sesuai kemauan jalan pikiran manusia untuk mewujudkan ketentraman, apakah ada jaminan kalau suatu negeri bakalan aman ? Belum tentu juga. Karena kembali lagi kepada Sang Khalik yang pegang kendali atas perjalanan hidup pribadi lepas pribadi. Bisa jadi Tuhan akan mengiyakan akan doa-doa orang beriman yang dinaikkan. Bisa juga Tuhan menolak doa-doa karena untuk kebaikan kita sesuai sendiri. Atau bisa juga Tuhan bilang, nanti sampai waktunya Tuhan tergenapi.

Pernah terpikir dalam hati, kalau orang-orang yang berdemo secara liar tak terkendali gak bisa dibina, kenapa gak dibinasakan saja sekalian ?  Sebuah rasa kejengkelan yang terungkap akibat sebuah peristiwa yang dibuat sekelompok orang untuk memuaskan nafsu segelintir orang. 

Sebuah contoh saja, ketika pulang kantor dengan badan yang capai. Tetapi perjalanan terhalang akibat adanya demonstrasi yang berjam-jam. Bisa dirasakan akibatnya. Yang seharusnya bisa kumpul dengan keluarga dengan cepat, menjadi tertunda. Belum lagi dari sektor pengeluaran BBM. Dan banyak lagi akibat yang lain.

Di tengah rasa yang tidak nyaman akan adanya demonstrasi, saya hanya belajar berpikir positif saja. Sebuah harapan timbul, terhadap pelaku-pelaku demonstrasi. Sekali lagi karena Sang Pencipta, sebagai pemegang otoritas akan kehidupan, bisa melakukan kehendak-Nya. Dan kalau Tuhan sudah punya mau, tidak ada yang bisa menghentikan rencana-NYA.

Apakah gak mungkin manusia-manusia yang sangar-sangar dengan nafsu penuh membara yang melakukan demostrasi tanpa akal, diubah Tuhan menjadi manusia-manusia yang bertobat dan sujud di hadapan-NYA ? Sungguh, tidak ada yang mustahil di hadapan Sang Khalik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun