Mohon tunggu...
Hermansyah Siregar
Hermansyah Siregar Mohon Tunggu... Administrasi - ASN

Menguak fakta, menyuguh inspirasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Strafzettel, Surat Cinta (Tilang) Buatan Jerman

10 Juni 2018   01:03 Diperbarui: 10 Juni 2018   21:22 2987
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
                                      Dok pribadi

Kadang jukir tidak ada saat mau parkir tapi ketika pengendara mau meninggalkan area parkir, sang jukir tiba-tiba nongol seperti alien dari planet lain dgn suara khasnya, "Teruuuss... teruss... geser kanan/kiri dikit ya... oke" dan di ujung peristiwa acap terdengar teriakan Jukir, "Terima kasih pak/bu."

Berdasarkan hasil survei iseng yang bisa dipercaya (survei versi Cak Lontong) nyaring tidaknya ucapan terima kasih para Jukir terbagi dalam 4 (empat) kategori sbb:

  1. Jika pengendara membayar biaya parkir lebih banyak dari semestinya dan tidak meminta karcis parkir, biasanya suara terima kasih Jukir sangat keras beregister tenor/sopran.

    Jukir memberi aba-aba keluar dari parkiran bahkan bisa berperan seperti polantas memberhentikan kendaraan lain yang melintas untuk membuka jalan kendaraan yang keluar parkir dan mencoba menghapal nomor kendaraan mana tahu akan parkir kembali lain waktu.

  2. Jika pengendara membayar biaya parkir dengan jumlah yang pas dan tidak meminta karcis parkir maka jukir menurunkan nada dasar terima kasihnya menjadi bariton/mezzo soprano.

    Jukir menuntun mobil keluar dari parkiran dan juga berlagak seperti polantas untuk membuka jalan tapi tidak mencoba menghapal nomor kendaraan.

  3. Jika pengendara membayar biaya parkir dengan jumlah pas dan meminta karcis parkir maka jukir cenderung tidak mengucapkan gratitude dan hanya berteriak, "Ya terus maju." Sekadarnya, saja seperti kurang gairah. Tidak menuntun mobil keluar apalagi bertindak seperti Polantas. Mereka benar-benar sebagai Jukir yang hakiki. Melihat nomor kendaraan aja ogah apalagi mau menghapalnya

  4. Jika pengendara tidak membayar parkir, ada dua kemungkinan yaitu akan berteriak keras setengah berlari seperti komandan upacara memberikan aba-aba kepada peserta upacara kalau perlu dibantu suara pluit.

    Sikap seperti ini terjadi bilamana sedari pagi yang parkir cukup sepi atau jukir akan mendiamkan ngeloyornya kendaraan tersebut, tapo dengan mulut rada sewot tanpa bersuara keras bila jumlah yang parkir sudah mencapai ambang batas setoran.

Kalau kita menyalahi aturan parkir, apakah Jukir berani menegur dan punya kewenangan menjatuhkan sanksi kepada pengendara? Tentunya tidak.

Malah pelanggar aturan parkir yang lebih galak. Bisa ditabok para jukir tersebut karena dianggap sudah melampaui kewenangannya walaupun urusan perparkiran mempunyai dasar hukum yang mengaturnya. Jukir bukanlah bukanlah aparat satpol PP atau ASN dari Dinas Perparkiran apalagi sebagai Polisi.

Jukir dipandang hanya pekerjaan unskilled labour yang tugasnya hanya mengatur keefisienan penggunaan ruang terbuka untuk lahan parkir kendaraan dan sebagai ujung tombak pemungut pendapatan daerah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun