Mohon tunggu...
Herman Sahdi
Herman Sahdi Mohon Tunggu... Civil Engineer -

Sekadar ingin menulis dan berbagi. Saya juga memiliki blog tentang pendidikan yang dapat dikunjungi. www.sarjanateknik.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Dialektika Teknologi

3 Mei 2017   14:35 Diperbarui: 3 Mei 2017   14:40 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Kita melihat laju informasi yang begitu cepat di era kemajuan teknologi ini. Setiap detik, jutaan informasi bermunculan dan dapat diakses melalui internet. Komunikasi jarak jauh sudah tidak lagi memakan waktu yang lama, semua serba cepat. Bisa kita lihat juga bagaimana orang-orang sudah mulai meninggalkan kantor pos dalam hal mengirimkan surat menyurat biasa, semua sudah terganti dengan pesan singkat (SMS) dan banyak aplikasi dan jejaring sosial yang makin mempermudah komunikasi. Tidak kita dapati cerita tentang sahabat pena, yang ada teman facebook dan teman dunia maya lainnya.

Teknologi membuat jarak tidak lagi menjadi masalah. Kita bisa berbincang atau berkomunikasi kapan saja kita mau. Begitu baiknya teknologi memberi kemudahan akses informasi dan komunikasi.

Manusia sebagai makhluk yang selalu ingin tahu hal-hal baru tentu girang dan antusias dalam memanfaatkan teknologi. Sebegitu antusias dan nyamannya, semua seolah cukup dilakukan lewat internet, media sosial dan aplikasi lain. Misal mau belanja, tidak perlu susah ke pasar, cukup belanja online. Mau membeli makan juga bisa sangat mudah, telepon atau pesan lewat aplikasi yang menyediakan layanan pengantar delivery.

Begitu juga diskusi, bisa dilakukan lewat forum-forum diskusi di dunia maya. Tidak harus bertemu dan bertatap muka yang memerlukan pergerakan. Silaturahmi pun tidak kalah mudah, video call, teleconference, sehingga saudara atau teman jauh dapat kita jangkau tanpa perlu menunggu musim liburan lebaran, di mana semua orang dapat pulang ke kampung halaman.

Tapi, apakah benar teknologi menghapus jarak?

Di sisi yang lain, kita perlu mengingat bahwa suatu kemudahan dapat lebih mudah melalaikan. Bahwa interaksi dan komunikasi manusia lewat teknologi atau dunia maya tidak dapat menghantarkan secara utuh suatu 'perasaan' atau 'emosi'. Dan  ikatan batin hanya dapat diproses melalui komunikasi face to face, dengan face to face itulah semua indera kita berfungsi menangkap semua perasaan, dialektika, dan makna yang paling intim. Sebuah proses yang tidak bisa instan. Misal saja kerinduan, maka hanya akan terobati secara tuntas lewat pertemuan.

Hal yang kerap keliru adalah menganggap interaksi cukup lewat cara instan yang cenderung mengurangi makna. Maksudnya, semua sudah cukup tanpa harus tatap muka. Dan beranggapan semacam itulah yang berbahaya. Karena kebiasan yang diperlihara akan membuat orang menjadi bersikap antisimpatik dan masa bodo yang justru memberi jarak.

Tentu saja, saja teknologi bermanfaat, hanya saja ada hal esensial yang harus tetap dilakukan. Teknologi membantu hal-hal yang tidak bisa dijangkau, tapi selama kita dapat berkomunikasi secara langsung, ini jauh lebih baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun