Mohon tunggu...
Herman Efriyanto Tanouf
Herman Efriyanto Tanouf Mohon Tunggu... Penulis - Menulis puisi, esai, artikel lepas

Founder dan Koordinator Komunitas LEKO Kupang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Merekam Kota Kupang, Pameran Arsip Pembuka Mata Publik

19 Oktober 2020   11:17 Diperbarui: 19 Oktober 2020   11:24 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peserta Bincang Arsip saat mengajukan pertanyaan kepada para pembicara. (Foto: Tim Dok. Pameran Arsip Publik/ SkolMus)

Sepuluh bulan, proses yang lumayan lama untuk menyelenggarakan sebuah event kesenian, event kebudayaan ataupun event sejenis. Belum lagi kalau para pekerja kreatif lebih mengandalkan motivasi untuk melayani publik melalui ide dan karya-karya kreatif. Lelah tentu saja ada, tapi tidak bagi hilangnya motivasi.

Minimnya pusat-pusat kesenian pun berpotensi mematikan geliat berkesenian. Kota Kupang dan umumnya di Nusa Tenggara Timur, memang masih sangat minim ruang-ruang kreatif. Mungkin ada, tapi belum dikelola atau dimanfaatkan secara baik, maksudnya bisa diakses publik terutama para pekerja kreatif.

Situasi pandemi dengan berbagai protokol kesehatan, turut berpengaruh terhadap aktivitas kesenian dan kebudayaan. Komunitas-komunitas misalnya, dihadapkan pada berbagai persoalan. Kalau selama berkegiatan, mereka [kelompok-kelompok kecil] mampu menghimpun banyak orang, pandemi telah menyempitkan ruang temu yang nyata.

Jalur virtual? Bisa jadi pilihan, tapi tidak begitu maksimal, tidak begitu dinikmati. Tongkrongan dengan ide, cerita-cerita 'gila', kopi dan mungkin kepul asap, tidak cukup nikmat dirayakan dalam layar-layar handphone. Namun demikian, ide-kreativitas tidak pernah mati selagi orang-orangnya belum mati. Lupakan, mari fokus ke sini, tulisan di bawah ini. Butuh waktu tidak lebih dari lima menit saja untuk dibaca.

Ini sedikit tentang hari pertama dari proses sepuluh bulan yang akan dilangsungkan selama dua minggu, 17 Oktober hingga 31 Oktober 2020.

Pameran Arsip Publik: Keluarga, Romantisme dan Peran Perempuan dalam Pengarsipan

Pameran Arsip Publik bertajuk Memori, Ruang dan Imajinasi yang diselenggarakan oleh Komunitas Sekolah Multimedia Untuk Semua (SkolMus) resmi dibuka pada Sabtu lalu, 17 Oktober 2020 pukul 16.00 WITA di Pabrik Es Minerva, Jalan Siliwangi Kota Lama, Kupang. Acara pembukaan pun disiarkan secara langsung melalui youtube dan akun fanpage SkolMus.

Sebelum dibuka secara resmi oleh pemerintah Kota Kupang melalui tapping video, Pameran Arsip Publik ini didahului dengan Bincang Arsip (talkshow). Para pembicara adalah pelaku pengarsipan yang sebagian arsip dijadikan bahan pameran.

Keluarga, Romantisme dan Peran Perempuan dalam Pengarsipan, demikian tajuk yang menjiwai Bincang Arsip Publik I. Hadir sebagai pembicara, Susan Ellen Frans-Onksen (istri Pdt. Ishak Nikolaus Frans), Mans Mandaru bersama istrinya Beatrix Mandaru-Soi dan dimoderatori oleh Matheos Viktor Messakh. Sedangkan Leopold Nicolaas Nisnoni yang sudah dijadwalkan sebagai salah satu pembicara tidak sempat hadir karena kedukaan.

Para pembicara sekaligus kontributor arsip dalam Pameran Arsip Publik SkolMus. Lebih dari 20 orang hadir sebagai peserta bincang arsip, jumlah tersebut disesuaikan dengan protokol kesehatan yang telah disepakati panitia bersama pemerintah dan Satgas Covid-19.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun