Mohon tunggu...
Herman Efriyanto Tanouf
Herman Efriyanto Tanouf Mohon Tunggu... Penulis - Menulis puisi, esai, artikel lepas

Founder dan Koordinator Komunitas LEKO Kupang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

"Hau Teas", Pedoman Hidup Orang Dawan-Timor

20 Januari 2019   12:36 Diperbarui: 20 Januari 2019   14:40 1401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Simbol-simbol kebudayaan Atoen Meto (Orang Dawan-Timor) menyiratkan banyak makna. Salah satu wujudnya adalah Hau Teas (Bhs. Dawan: kayu utuh yang diserpih). Hau Teas disebut juga Hau Monef/ Hau Le'u yang artinya kayu/ tiang keramat (pemali). Biasanya ditempatkan di depan Uem Le'u atau Uem fam (rumah adat), Oe Le'u/ Oe mata' (mata air pemali), dan Fatu/ faut Le'u (Batu pemali).

Pemali dalam artian yang disakralkan, dianggap suci dan berisikan pantangan - pantangan tertentu. Jika dilanggar, maka seseorang akan mendapatkan kutukan dari para leluhur.

Hau Teas terbuat dari pohon nikis pilihan yang memiliki tiga cabang sekaligus. Diameter cabang-cabangnya sama besar dan luas antar cabang harus sama. Proses pengambilan (potong kayu) disertai ritual khusus dan takanab (mantra, pantun/ tutur adat). Takanab biasanya berisikan permohonan restu dari para leluhur dan juga izin kepada alam dan Pencipta terhadap pohon yang akan dipotong untuk kemudian dijadikan Hau Teas.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Simbol dan makna yang terkandung dalam Hau Teas, sebagai berikut:

Pertama, Usi Neno (Yang Tertinggi, Yang Kuasa, Yang Tak Terjangkau, Yang Transenden, Tuhan).

Usi Neno ditempatkan sebagai "Yang Pertama dan Utama" dalam lingkaran kekuatan orang Dawan, Timor. Ialah cabang pertama yang lebih panjang dari kedua cabang lainnya.

Orang Dawan meyakini bahwa manusia diciptakan dan kehidupannya diberi oleh Usi Neno. Jauh sebelum masuknya pengaruh budaya Barat dalam ajaran agama, Orang Dawan sudah meyakini akan adanya Sang Pencipta. Keyakinan ini termaktub dalam salah satu penggalan syair bahasa Dawan berikut ini:

O Usi Neno, Usi Apakaet, Usi Amo'et ma Afatis
(Ya Tuhan, Pencipta, Penuntun dan Penjaga)

pao ma mpanat kai, fe kai ma'tanik he nait mipen manikin ma oe tene
(jaga dan lindungilah kami, berilah kekuatan agar tetap sehat serta mendapatkan berkah yang melimpah)

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Orang Dawan percaya bahwa kekuatan terbesar bersumber dari Usi Neno. Manusia adalah ciptaan yang setiap saat diberi kehidupan dalam nafas yang dihembus dan segala bentuk penopang kehidupan manusia.

Semua yang ada di bumi diciptakan oleh Usi Neno. Tugas utama manusia adalah menjaga dan memanfaatkan ciptaan yang ada. Oleh sebab itu, adalah kewajiban untuk memohonkan tuntunan Usi Neno agar manusia tetap kuat menjalani kehidupan di dunia. Pada ujung cabang ini ditancapkan buah kelapa muda dengan keyakinan bahwa air dari kelapa tersebut adalah simbol (sumber) kehidupan. Selain itu, diyakini sebagai sumber segala berkat dari Usi Neno.

Kedua, Smanaf-smanaf (Para arwah-leluhur dan semua orang yang telah meninggal dunia)

Para arwah leluhur disimbolkan pada cabang kedua (sama pendek dengan cabang ketiga). Leluhur dan semua rumpun keluarga setelah meninggal dan mengalami kehidupan di alam baka (surga) diyakini sebagai "pendoa" dan pelindung bagi manusia yang masih berziarah di dunia. Oleh karenanya setiap kali ada ritual adat (permohonan) di Hau Teas nama leluhur dan keluarga yang telah meninggal dunia selalu disebut.

Be'e-Na'i, Smanaf-smanaf nbi neno tunan
(Wahai leluhur, semua arwah di surga)

mipes main kai noko maufinu huma-huma nbi pah pinan i
(hindarkanlah kami dari segala marabahaya di dunia ini)

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Permohonan yang dihaturkan mengarah kepada harapan akan kekuatan bagi kehidupan manusia agar mampu menghindari dan mengatasi setiap persoalan hidup dengan baik.

Para arwah adalah pendoa dan sebaliknya manusia yang masih hidup berkewajiban untuk mendoakan semua mereka yang telah meninggal agar berkenan dihapus dosa - dosa dan memperoleh kehidupan kekal di neno tunan (surga).

Ketiga, Aina-Ama ana'a Plenat: Pemegang Kekuasaan di Dunia (Raja/ Pemerintah-Negara)

Simbol pemerintah terdapat pada cabang ketiga (sama pendek dengan cabang kedua). Raja/ pemerintah adalah pemegang kekuasaan yang nyata di dunia. Rakyat sebagai pihak yang "dikuasai" dan dilindungi membutuhkan pihak lain yang mampu menjamin keberlangsungan hidup di dunia. Penguasa dipandang sebagai sosok berkharisma dan memiliki warisan kekuatan. Dengannya rakyat mampu menjalani kehidupan yang nyaman dan damai.

Berikut adalah penggalan syair yang mengisyaratkan adanya Raja/ Pemerintah:

Aina - Ama ana'a plenat nbi naija fafos
(Ibu - bapak pemegang kekuasaan di dunia)

et natuk - nanon toba ma tafa 
(yang menuntun dan membimbing rakyat kecil)

Orang Dawan yakin bahwa Raja/ Pemerintah ada dan hadir sebagai benteng kekuatan yang mampu melindungi rakyat dari segala ancaman dan bahaya duniawi.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Ketiga cabang/kekuatan tersebut kemudian disatukan lagi oleh fatu/ faut bena' (semacam mezbah atau meja persembahan berupa batu yang memiliki permukaan datar dan ditempatkan di antara ketiga cabang).

Adanya meja persembahan menghubungkan cabang/ kekuatan yang satu dengan lainnya. Usi Neno, Aina-Ama ana'a plenat dan Smanaf-smanaf disatukan kekuatannya dan menjadi pegangan hidup bagi orang Dawan.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Di meja persembahan biasanya disajikan puah-manus (sirih - pinang), tua meto' (sopi kampung) sisi-maka' (daging dan makanan lainnya). Di batu itulah orang Dawan mengundang semua kekuatan untuk bersatu di dalam sajian/ kurban yang disediakan.

Sajian tersebut kemudian dinikmati sebagai perjamuan bersama. Orang Dawan menyebutnya "tah ma tiun tabua, he tan manikin nok ma'tanik" yang artinya makan dan minum bersama agar memperoleh berkat serta kekuatan.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Selain mezbah di antara ketiga cabang tersebut, terdapat juga mezbah di bagian bawah. Biasanya disebut toko' yang berfungsi sebagai tempat duduk, juga tempat menaruh sirih pinang, sopi kampung, sesaji sekaligus tempat untuk menyembelih hewan kurban. Perjamuan/ makan bersama biasanya dilakukan di toko'.
Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Tiga filosofi yang terkandung dalam Hau Teas sesungguhnya merupakan pedoman dan sumber kekuatan bagi Atoen Meto dalam menjalani hidup dan kehidupannya.

Pedoman itu harus dijalankan secara seimbang agar seseorang tidak mendapat malapetaka dari segi kehidupan apapun. Manusia sebagai individu sekaligus makhluk sosial tidak bisa terlepas dari tiga unsur tersebut. Setiap saat hidup manusia dilingkupi dengan urusan akan Tuhan (agama), adat dan Negara. Ketiganya merupakan kunci untuk memasuki bidang kehidupan lainnya.

Herman Efriyanto Tanouf

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun