Mohon tunggu...
Herman Matius
Herman Matius Mohon Tunggu... -

math

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Penerapan Sisi IT dan Budaya pada Mudik

8 Juli 2016   09:06 Diperbarui: 8 Juli 2016   10:35 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

KBBI

mudik/mu·dik/ v 1 (berlayar, pergi) ke udik (hulu sungai, pedalaman): dari Palembang -- sampai ke Sakayu; 2 cak pulang ke kampung halaman:seminggu menjelang Lebaran sudah banyak orang yang --;-- menyongsong arus, hilir menyongsong pasang, pb tentang usaha yang mendapat rintangan dari kiri dan kanan namun diteruskan juga; belum tentu hilir -- nya, pb belum tentu keputusan atau kesudahan suatu hal atau perkara; kokoh, baik dalam soal yang kecil-kecil maupun dalam soal yang besar-besar; ke -- tentu hulunya, ke hilir tentu muaranya, pb suatu maksud atau niat hendaklah tentu wujud atau tujuannya;

Mudik artinya adalah pulang kampung namun kini mudik telah mengalami pergeseran menjadi bentuk jamak dari pulang kampung. Kini. ketika mendengar kata mudik, yang terpikir adalah proses pulang kampung bersama-sama, beramai-ramai, dan berbondong-bondong. Karena itu, pulang kampung menjadi suatu masalah bagi negara ini.

Tentunya banyak sisi baik dari filosofi Mudik, seperti wujud bakti akan kampung halaman dan orang tua, kembali berkumpul bersama keluarga, menggeliatnya ekonomi di desa, dan sebagainya. Adapun sisi buruk dari perilaku mudik yang seharusnya dibatasi atau diedukasi adalah memamerkan kesuksesan di kampungnya dengan membawa mobil, motor, dll, selain itu juga membawa motor atau mobil sendiri dengan alasan ekonomis.

Dari hal itu, ada beberapa usulan, yang semoga bisa dipikirkan seksama dan diwujudkan.

  1. Edukasi

    Perlunya edukasi di masyarakat dan instansi pendidikan untuk mengikis nilai-nilai buruk. Misalnya melalui cerita tentang orang yang pulang kampung dan menyewa mobil untuk menunjukkan keberhasilannya di kota. Akhirnya, dipertanyakan kembali apakah arti kebohongan itu. Plot cerita dapat berupa macam-macam. Juga dapat berupa cerita bagaimana seseorang demi alasan hemat naik motor membawa istri dan anak-anaknya di motor untuk mudik dan mengalami banyak bahaya di jalan. Setelah tiba di kampung halamannya, orang tuanya pun mengetahui apa yang dialami dari cerita salah satu anaknya. Di musim mudik selanjutnya, orang tuanya mengirimkan tiket kepada anak itu.

    Sineas film dan produser tv harusnya menayangkan film yang mendidik akan mudik menjelang masa mudik. Misalnya ketika Ramadhan, ini bisa menjadi salah satu variasi baru selain film religi.

    Edukasi yang lainnya, adalah mempertanyakan apakah jika hanya ada orang tua dan satu anak yang di kampung, dan semua anak sudah di kota A, mengapa tidak yang ke kota adalah orang tua dan satu anak itu berkumpul di kota. (asal jangan ga balik aja, hehehe)

    Bentuk edukasi bisa bekerjasama dengan banyak kalangan. Intinya membuat budaya mudik yang baik ini terjaga dari sisi buruknya.

  2. Penerapan pajak

    Kita tahu jumlah kendaraan berkembang luar biasa, baik motor maupun mobil. Adapun yang terparah peningkatannya adalah motor. Apakah baiknya regulasi untuk kendaraan diperbarui. Pajak bukan hanya membedakan jumlah kendaraan yang ada, tapi juga membedakan apakah boleh digunakan di luar daerah nomor polisi. Pajak untuk plat biasa harus dinaikkan agar membatasi jumlah kendaraan bermotor. Di masa berlebih memang harus dibatasi mengingat rasio ruas jalan yang tersedia terhadap kendaraan bermotor.

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
    Lihat Humaniora Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun