Mohon tunggu...
Herman Seran
Herman Seran Mohon Tunggu... Petani - Petani

Pekerja swasta yang menulis sebagai hobi dengan ketertarikan multispektrum. Konsentrasi khusus pada valuasi projek, manajemen organisasi, pemberdayaan masyarakat, komunikasi dan negosiasi strategis dan ekonomi ekstraktif.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Valentine: Merajut Keterbatasan Menjelang Kesempurnaan

14 Februari 2019   06:42 Diperbarui: 14 Februari 2019   07:16 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Di balik setiap pria sukses ada seorang perempuan hebat di belakangnya, atau banyak perempuan tangguh yang memiliki bahu penuh pengertian seorang pria.Tuhan tidak menciptakan super man dan wonder woman di dunia. Tetapi Tuhan menciptakan perempuan dan laki-laki yang penuh dengan kekurangan agar mereka saling melengkapi dan menyempurnakan. 

Manusia diciptakan untuk  pemenuhan hasrat paripurnanya melalui perjumpaan dengan yang mahasempurna, Sang Khalik. Setiap usaha mewujudkan kebahagiaan, termasuk membina hubungan perempuan dan laki-laki, adalah usaha untuk menuju perjumpaan dengan sumber kebahagiaan tanpa batas. Sementara pasangan kita adalah manusia yang penuh dengan keterbatasan. 

Manalah mungkin kita impian hati tak terbatas dapat dipuaskan oleh pasangan yang penuh keterbatasan? Karenanya konyollah kita kalau menuntut pemenuhan hasrat tanpa batas kita dari pasangan yang rapuh penuh keterbatasan. 

Jalan terbaik adalah berusaha meyempurnakan kekurangan masing-masing dan mempertebal rasa pengertian. Saling mengerti tidaklah sama dengan kompromi. Karena kompromi mereduksi kepribadian dan prinsip hidup yang akan membuat kita semakin rongsok dan kerdil digerogoti hubungan. Pengertian adalah kesadaran untuk mengakui kekurangan dan perbedaan pasangan demi mengusahakan perbaikan dan yang terbaik. Karena dengannya kita menyempurnakan diri kita dan juga persekutuan kita.

Hanya dengan ketekunan dalam mengatasi masalah kita dapat keluar sebagai pemenang. Kebiasaan lari dari masalah, termasuk meninggalkan pasangan hidup, hanya akan mengkerdilkan kita dan menciptakan derita tanpa akhir. Karena kepuasaan itu ibarat  berlari sambil menembak target yang terus bergerak. 

Hanya mereka yang memiliki karakter dan cinta yang besarlah yang sanggup bertahan dalam cobaan hidup, termasuk hubungan keluarga.
Happy Valentine!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun