Mohon tunggu...
Herman Susanto
Herman Susanto Mohon Tunggu... Human Resources - Film, Musik, Kuliner

Suka U2, Dewa, Wolverine, Batman, Marvel, Coklat, masakan ayam, sate, rawon, bakso, warna hitam, putih, abu abu, biru.

Selanjutnya

Tutup

Film

"Us", Cincin Sci-Fi Bertahtakan Teror, Misteri, dan Twist End Dahsyat

25 Maret 2019   19:17 Diperbarui: 25 Maret 2019   19:33 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Pada tahun 1986 Adelaide alias Addy yang masih kecil terlepas dari pengawasan kedua orangtuanya di arena taman bermain lalu tertarik melihat sebuah wahana dengan kalimat lampu neon "Find Yourself" (Temukan Dirimu), dia masuk dan tersesat dalam labirin, dia mencoba mengatasi rasa takutnya dengan bersiul, tetapi siulannya mendapat siulan balasan sampai akhirnya dia terbentur menemukan satu sosok yang membuatnya matanya terbelalak. Adegan langsung terputus membawa kita ke credit title dengan hidangan gambar lorong-lorong bawah tanah yang kosong dan banyak kelinci yang berkeliaran.

Lalu adegan berpindah ke masa kini dimana Addy sudah dewasa (Lupita Nyong'o), menikah dengan Gabe Wilson (Winston Duke) dan memiliki sepasang anak Zora (Shahadi Wright Joseph) dan Jason Wilson (Eva Alex). Gabe membawa keluarganya liburan ke pantai Santa Cruz , dan Addy yang memiliki trauma dengan pantai itu dimasa kecil dengan enggan memenuhinya, namun dia tidak pernah menceritakan apapun kepada suaminya.

Dan dipantai Addy panik ketika mengetahui Jason menghilang dari pandangan, dan berharap Jason tidak mengalami hal yang dia alami. Tetapi, pada malam itu mereka didatangi sekeluarga yang berdiri dihalaman dalam gelap.

Gertakan Gabe tidak membuat "keluarga" ini pergi malahan menyerbu masuk dan terorpun dimulai. Keluarga Wilson ini melihat bahwa "keluarga" yang masuk ke rumah mereka  adalah kembaran mereka dan kembaran keluarga ini hanya punya satu tujuan menggantikan posisi keluarga yang asli. Red (Addy), Abraham (Gabe), Umbrae (Zora) dan Pluto (Jason).

Jordan Peele yang namanya menjulang ketika karyanya Get Out menjadi hits dunia. Peele sukses menyajikan horor dengan elemen scifi sebagai dasar dan unsur rasis sebagai pemicu. Menonton Get Out bagaikan duduk nyantai dalam mobil yang tertutup rapat dengan mesin dan ac dihidupkan, tanpa sadar sedikit demi sedikit karbon mulai mengisi paru-paru. Kali ini Peele mengambil irama yang berbeda,tetapi scifi tetap menjadi elemen dasar dengan unsur-unsur misteri dan suspens serta tak ragu memasukkan unsur komedi.

Dalam US saya tidak berlama-lama untuk menemukan teror. Peele dengan piawai membagi teror satu "peniru" untuk satu korban, Red bercerita dengan Addy -- sebelum memulai ritualnya, Abraham menyeret Gabe ke kapal speedboat, Umbrae berlomba lari dengan Zora dan Pluto bermain sulap api dengan Jason.

Dalam sela-sela ketegangan dan misteri itu Peele menempatkan karakter Gabe sebagai suami yang tidak mengerti dengan apa yang harus dilakukan, ceroboh dengan tingkah laku sok berani dan sok pintar yang membuat penonton ketawa (mungkin sambil mengumpat kesal0

Semua ketegangan itu disajikan dengan tempo yang rapi, lebih cepat dari Get Out tetapi tidak dalam tempo tinggi. Pengambilan gambar penampakan "keluarga peniru" dalam gelap yang hanya disinari cahaya lampu dibelakang, dengan posisi jalan yang lebih tinggi sehingga kesannya para peniru ini datang dari atas.

Terlebih ketika Jason dengan terpaksa mengikuti perintah Red "Ibu Peniru" bermain sulap api berdua dalam gudang kecil, atau Umbrae yang sanggup mengejar Zora lari sprint, atau Gabe yang diseret Abraham "suami peniru" ke speedboat. Sudut kamera yang terkadang close up, melebar atau fokus pada sudut tertentu atau ketika menyusuri lorong-lorong dengan ratusan kelinci berkeliaran.

Peele juga dengan piawai memainkan pikiran apa hubungan cerita ini dengan ratusan kelinci yang berkeliaran -- dan ketika kita tahu kenapa -- hanya satu kata yang muncul...."sakit". Dan lihat bagaimana piawai Peele mengeksplor kemampuan akting para pemeran untuk berperan ganda, sebagai karakter normal dan sebagai karakter psikopat.

Lupita Nyong'o menunjukkan kelasnya sebagai pemenang Oscar -- terlebih ketika dia memerankan sang peniru, yang ternyata bisa bicara dengan suara setengah berbisik degan vokal seolah pita suara terkoyak. Dan Shahadi Wright Joseph luar biasa memerankan peniru, dengan mata terbuka selebar-lebarnya dan senyum yang seolah mulutnya terkoyak dari ujung ke ujung menjadikannya pencuri perhatian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun