Mohon tunggu...
Herman Wijaya
Herman Wijaya Mohon Tunggu... Administrasi - Pedagang tempe di Pasar Depok

berminat dengan tulis menulis

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Simalakama Lockdown!

15 Maret 2020   10:44 Diperbarui: 15 Maret 2020   17:30 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao


Penyebaran virus corona di seluruh dunia menimbulkan kepanikan yang luar biasa. WHO menyatakan virus corona (Covid-19) sebagai pandemic, beberapa negara menghentikan kegiatan-kegiatan di tempat umum; penerbangan dari dan ke beberapa negara dihentikan; orang-orang asing yang masuk diawasi dan diperiksa kesehatannya dengan ketat; ada kota-kota yang ditutup (lockdown). Pertama kali lockdown dilakukan Kota Wuhan, Provinsi Hubei Cina, tempat ditenggarai awal Covid-19 berkembang dan memakan korban.

Indonesia yang semula tenang, dan para pejabat negara yakin Covid-19 tidak akan menyerang ke Indonesia dengan teori-teori sendiri yang dibuatnya, seperti iklim tropis menyebabkan virus corona tidak bisa berkembang; empon-empon (minuman terbuat dari rimpang) bisa mengeliminisir corona; dan kelakar yang mengatakan kita bebas dari corona karena sering makan nasi kucing,  membuat kita yakin Indonesia memang bebas corona.

Apa yang dikhawatirkan akhirnya datang juga. Senin (2/3/2020) Presiden mengumumkan ada dua warga Kodya Depok yang terpapar corona. Kepanikan melanda warga kelas atas. 

Mereka pergi ke supermarket-supermarket, pasar-pasar besar untuk memborong bahan makanan, masker dan cairan pencuci tangan dalam jumlah yang banyak, supaya tidak bolak-balik belanja dan terhindar dari virus corona yang  mungkin sudah mendekam di tubuh banyak orang.  Sejak itu serangan corona tak bisa dihentikan.

Hingga Jumat sore (13/3), pukul 18.00 WIB jumlah positif corona di Indonesia mencapai 69 orang. Dua di antaranya masih berusia di bawah lima tahun (balita). Sedangkan korban meninggal akibat virus mematikan tersebut sudah empat orang. (https://news.detik.com/berita/d-4938600/sebaran-corona-kian-masif-komisi-x-desak-pemerintah-liburkan-sekolah).

Bila mengingat luasnya geografi Indonesia dan besarnya jumlah penduduk yang tersebar luas, bisa jadi jumlah orang yang terpapar corona jauh lebih besar seperti disinyalir oleh pemerintah Australia. Pemerintah biasanya mengumumkan data dari wilayah-wilayah yang mudah dijangkau dan mudah akses komunikasinya. Untuk sementara kita percaya sajalah data yang disampaikan pemerintah.

Sejauh ini pemerintah terlihat tenang. Presiden Joko Widodo mengatakan pemerintah tetap menangani corona sesuai presedur, tetapi tidak ingin terlalu terbuka mengumumkan  sebaran virus maupun cara penanganannya. Pemerintah terkesan easy going, meskipun WHO sudah meminta agar Pemerintah Indonesia segera mengumumkan keada darurat virus corona.

Di dalam negeri sendiri tekanan tak kalah kuat. Pemerintah dinilai lamban, cenderung membahayakan rakyatnya dengan tidak memberlakukan tindakan yang ekstrim seperti me-lockdown (menutup) wilayah untuk mencegah penyebaran virus corona. 

Desakan itu datang dari anggota legislatif, pengamat, cerdik cendekia dan bahkan masyarakat kalangan menengah atas. Namun desakan itu belum direspon oleh pemerintah di bawah Presiden Jokowi.

Seiring dengan merebaknya virus corona di berbagai negara, kata "Lockdown" langsung menjadi terkenal. Di Indonesia kata ini tentu saja akrab dan sangat dipahami oleh kalangan terdidik dan kaum menengah atas. 

Definisi "Lockdown" sendiri adalah tindakan menutup / mengisolasi suatu gedung, wilayah, oleh pihak berwenang ketika menangani suatu kejadian khusus. Misalnya ada serangan teroris, huru-hara di penjara dan kejadian-kejadian yang memerlukan penanganan khusus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun