Mohon tunggu...
Herlin Variani
Herlin Variani Mohon Tunggu... Guru - Penulis Parents Smart untuk Ananda Hebat, Motivator generasi milenial, Guru

Penulis Parents Smart untuk Ananda Hebat, Motivator generasi milenial, Guru

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Melodi Hikmah dalam Derap Langkah Manusia

4 Agustus 2021   22:31 Diperbarui: 5 Agustus 2021   06:32 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Begitu ratap beliau kala itu. Gadis ini termenung. Berat rasanya harus minta tolong ini dan itu pada beliau.

Gadis ini sangat menyadari, sang ibulah yang paling berususah hati melihat si sulung terbaring lemah di tempat tidur. Kesedihan mendalam terpancar dari mata beliau.

Tak ingin melukai hati sang ibu, gadis ini hanya mengangguk lemah. Mulai berlatih menakhlukkan diri sendiri. Membisikan pada diri sendiri.

"Kau manusia biasa. Kau butuh uluran tangan orang lain. Menolak semua bantuan menunjukkan kepongahan. Bukan kekuatan."

Dia mulai melunak. Tapi hanya pada ibu semata. Kadang mulai merengek manja pada perempuan paruh baya itu. Diluar dugaan, binar-binar kebahagiaan berpendar di mata beliau.

"Uni telah kembali." Kira-kira begitu gumannya saat itu.
Bedrest selama tiga bulan untuk seseorang yang selalu aktif berkegiatan itu bukan hal mudah.

Itu terasa cukup menyiksa. Namun, dilain sisi, Tuhan memperlihatkan sesuatu yang selama ini tak terlihat oleh gadis ini. Begitu banyak kerabat dan sahabat yang begitu menyayangi dan merindukannya.

Hal itu terlihat dari tamu yang datang tanpa jeda. Dari berbagai kalangan usia. Mereka menyampaikan rasa syukur bisa bertemu dan bercerita ringan dengan bu guru muda yang sedang terbaring lemah itu.
Sesekali si sulung dari tiga bersaudara ini bercanda.

"Rupanya harapan kalian yang membuatku terbaring seperti ini?"

Candaan itu disambut dengan gelak tawa oleh sahabat-sahabatnya. Tak hanya itu saja. Ia baru menyadari, walau usianya masih sangat muda, namun jumlah anak yang dimiliki sudah tak terhitung. Tersebar hampir diseluruh penjuru nusantara.

Perlakuan layaknya seorang ibu kandung selalu didapat setiap detik. Walau sejatinya ia belum pernah melahirkan. Terkadang ini menuai kecemburuan orang-orang di sekitarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun