Mohon tunggu...
Herlina Harianty Lubis
Herlina Harianty Lubis Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Jambi

Mahasiswa Administrasi Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

UN Tidak Dihapuskan, tapi Sistemnya Diganti

27 Mei 2021   09:45 Diperbarui: 27 Mei 2021   09:42 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan merupakan satu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran supaya peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan seperti keagamaan, akhlak mulia, spiritual, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat  dan negara. Pada tahun 2019 lalu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim membuat keputusan yaitu menghapuskan Ujian Nasional (UN) dan diganti menjadi Assessment Kompetensi Minimum dan Survei Karakter. Dengan adanya Ujian Nasional di nilai membiasakan siswa menghafal sesuatu namun bukan memahami sesuatu. Saat ini pemerintah sedang merencanakan secara matang mengenai sistem pengganti Ujian Nasional, yang akan mulai diterapkan pada tahun 2021. Menurut Nadiem, Sistem Ujian Nasional akan di gantikan dengan sistem Assessment Kompetensi Minimum dan Survei Karakter.


Ada beberapa alasan mengapa Menteri Pendidikan dan Kebudayaan merasa perlu mengubah sistem UN. Sistem UN dinilai hanya mengukur kompetensi berpikir tingkat rendah sehingga tidak sejalan dengan tujuan pendidikan, yaitu mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi, selain itu UN dinilai tidak relevan dengan abad 21 dimana inovasi merupakan  hal utama. Kedua, UN dinilai kurang mendorong guru menggunakan menggunakan metode pengajaran yang efektif untuk mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi, karena berpaku kepada hafalan bukan nalar. Ketiga, UN dinilai kurang optimal sebagai alat untuk memperbaiki mutu pendidikan secara nasional karena hanya dinilai pada akhir jenjang sehingga tidak dapat digunakan sebagai bagan evaluasi untuk membuat siswa lebih berkembang.


Menurut saya UN sebaiknya dihapuskan, karena saya merasa tidak adil, karena siswa siswi sebelumnya selama bersekolah banyak mempelajari mata pelajaran namun akhirnya kelulusan hanya ditentukan dengan 3 mata pelajaran saja, dan tak hanya itu  UN hanyalah membuat siswa siswi harus menghafal bahan pelajaran bukan untuk memahaminya, sehingga membuat mereka semakin takut untuk mengahadapi UN karena mereka takut tidak lulus jika nilai mereka tidak mencukupi. Berdasarkan pengalaman saya ketika mengikuti Ujian Nasional,  sangat banyak kecurangan-kecurangan yang dilakukan oleh siswa dan siswi, dimana pada saat itu banyak sekali yang menjual kunci jawaban, dan itu sangat merugikan bagi mereka yang pintar yang hanya mengandalkan otak saja. Maka dari itu yang hari-hari biasnya tidak terlalu pintar dan hanya mendapatkan nilai pas-pasan saja namun ketika selesai menghadapi Ujian Nasional banyak sekali yang lulus nilai akhirnya jauh lebih tinggi ketimbang siswa yang hanya mengandalkan otak saja. Dengan adanya kebijakan penghapusan UN ini tentu saya akan memilih setujuh. Dengan adanya kebijakan penghapusan sistem UN dan di ganti dengan Assessment Kompetensi Minimum dan Survei Karakter dengan kebijkan ini akan membuat siswa dan siswi tidak akan merasa takut lagi di akhir ujian mereka.


Dengan adanya ujian nasional (UN) tidak hanya memiliki sisi negatif saja ada juga sisi positif dari adanya ujian nasional (UN). Sisi positif ujian nasional adalah pengakuan pada standar nasional yang bisa digunakan para siswa untuk melanjutkan studi ke luar negeri, dari sisi negatifnya apabila dihapuskan ujian nasional sudah pasti memiliki dampak negatif yang akan menimbulkan semangat siswa untuk belajar menjadi berkurang mengingat siswa tidak memiliki tantangan untuk kelulusan siswa maupun untuk melanjutkan sekolah ke jenjang berikut. Terlebih ketika ingin melanjutkan ke perguruan tinggi yang menjadi rebutan para siswa, sehingga nantinya tantangan  siswa untuk mengejar prestasi semakin berkurang dan bahkan kemungkinan tidak di hiraukan lagi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun