Mohon tunggu...
Herlina Syarifudin
Herlina Syarifudin Mohon Tunggu... Aktris - Tulisanku disini gado-gado ya gaeeessss...tergantung mood mo nulis topiknya apa :)

Playwright, monologer, theatre director, cat lover

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Di Tangan Ratih Puspitawati, Bros Tidak Hanya Sebatas Aksesoris Semata

21 November 2019   03:29 Diperbarui: 21 November 2019   04:01 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ratih Puspitawati, pemilik POES CRAFT

Menjalani rutinitas sebagai ibu rumah tangga saja tanpa diimbangi berbuat sesuatu yang menghasilkan manfaat bagi orang lain membuat hidupnya kurang berwarna. Jiwa kreatif, sosial dan kemandirian yang telah terpatri dalam dirinya bergejolak. Kegemarannya pada kerajinan tangan yang tumbuh sejak di bangku SMP perlahan mulai diseriusinya. 

Wanita yang telah dikaruniai empat cucu ini lalu mengajar kerajinan tangan dengan sukarela di desa-desa, ibu-ibu rumah tangga di sekitar rumahnya dan ibu-ibu orang tua murid di sekolah ketiga anaknya.

Hingga sekitar tahun 1995 Ita Yudi mendirikan POES CRAFT di kediamannya yaitu Komplek Dolog No. 301 RT 003/016 Duren Sawit, Jakarta Timur. POES diambil dari nama belakangnya-Puspitawati, yaitu PUS yang dikreasi menggunakan ejaan lama menjadi POES. Ruang produksi sekaligus gudang bahan dasar membuat aksesoris ditempatkan di lantai dua. 

Produk yang sudah jadi dan siap digelar di event-event pameran dipajang di ruang tamunya. Hasil produksi aneka aksesorisnya ini juga bisa ditemui setiap hari di outlet DKI Jakarta yang berlokasi di gedung Smesco, Jakarta Selatan. Namun tak sedikit juga para pembeli yang langsung datang ke rumahnya agar lebih leluasa memilih aksesoris yang ingin dibeli atau memesan sesuai disain yang diinginkan. 

Jenis kerajinan tangan yang dirintis berawal dari souvenir pernikahan, hantaran dan dekorasi kamar pengantin. Ketika bisnis pernak-pernik pernikahan mulai menjamur di pasaran, ia beralih ke flower shop sembari mengajari cara membuat tas manik.

Di tahun 2002 mulai fokus pada bros manik-manik yang kini jadi master piece usaha kerajinannya. Ide kreatifnya tak pernah padam, terus berkembang dan mengikuti trend. "Dari orang Inggris, saya belajar teliti. Dari orang Jepang, saya belajar bekerja keras. Dari orang Amerika, saya belajar manajemennya," tandasnya. 

Prinsip kerja ini didapatnya saat dulu bekerja di proyek jalan tol yang dikelola perusahaan asing. Ketiga prinsip tersebut yang menjadi pondasi dalam menjalankan usaha kerajinan tangan.

Keunikan dari aksesoris bros produksi POES CRAFT adalah dari bahan dasar utamanya yang membutuhkan pengerjaan secara teliti, telaten dan sangat detail. Karena material yang dipakai terbilang sangat mungil. Sebutlah manik-manik, monte dan payet. Material tambahan yang lain adalah aplikasi limbah, kain perca dan bebatuan. 

Ketika Ramadhan tiba, ia juga menangkap peluang lain lewat mukena. Mukena bahan katun dimodifikasi menggunakan teknik patchwork (menggabungkan potongan kain perca satu dengan lainnya yang memiliki motif atau warna berbeda menjadi bentuk baru dengan cara dijahit).

Ibu-ibu rumah tangga dan para janda di sekitar lingkungannya diberdayakan untuk proses produksinya. Saat ini Ita Yudi memiliki 15 pengrajin tetap rumahan dan 3 koordinator (supporting staff). Ada atau tidak ada pesanan, setiap hari produksi terus berjalan. Ia tidak pernah menargetkan harus jadi berapa bros dalam sekian hari misalnya. 

Yang ia tekankan kepada para pengrajinnya adalah berkreasilah yang terbaik dan tetap menyeimbangkan waktu pengerjaan aksesoris dengan aktifitas rutin sebagai ibu rumah tangga di rumahnya masing-masing. Namun, semakin cepat pengerjaan lalu hasil yang sudah jadi disetorkan, secara otomatis menerima uang lelahnya juga lebih cepat. Istilah dagangnya, setor langsung dibayar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun