Mohon tunggu...
Herlambang Kusuma Wardana
Herlambang Kusuma Wardana Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan swasta

Kata-kata telah tumbuh di pagi yang ranum

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Cinta Rebah di Penghujung Senja

1 September 2021   21:42 Diperbarui: 1 September 2021   21:44 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Herlambang Kusuma Wardana
CINTA REBAH DI PENGHUJUNG SENJA

mendung berhamburan di matamu
petir sesekali menggelegar di dalam dada
tak terlihat rona matahari di pipimu
hanya sisa pertanyaan yang tak pernah selesai terjawab
saat kau memilih untuk melupakan musim
di setiap percakapan

hati yang terbelah adalah kemarau
bagi senyum yang sulit menemukan
keteduhan di setiap parau
nadi yang tergores adalah hujan
bagi hari-hari yang meluap
dari badai yang tak kunjung reda

adakah musim gugur membuat rontok
ilusi yang kau cipta dari timbunan masa lalu
ataukah musim dingin menggigilkan
harapan yang kerap kau langitkan
di mana musim semi telah beranjak
dari pagi yang tak sekalipun menuai embun

malam adalah sunyi yang terus kau madahkan
bagi puisi yang selalu kau cecap diberbagai cuaca
meski kau sendiri masih belum sepenuhnya memahami arti
cinta yang seringkali rebah di penghujung senja

Semarang, 01 Agustus 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun